Cara Licik Israel Dirikan Negaranya, Curi Kesempatan Setelah Inggris Angkat Kaki dari Palestina

"Mencuri" kesempatan tersebut, maka 12 jam sebelumnya, tokoh pergerakan Israel, Ben-Gurion memproklamirkan lahirnya negara Israel.

Editor: Amirullah
AFP
Israel menetapkan bahwa Yerusalem adalah ibu kota abadi yang tak dapat ditawar lagi. Tapi Palestina justru menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka di masa depan. 

Empat resimen Legiun Arab melintasi jembatan Allenby yang memisahkan Transyordania dengan Palestina.

Tujuan utama pasukan yang masih dipimpin opsir-opsir berkebangsaan Inggris ini adalah Yerusalem ditambah Nablus dan Ramallah sebagai sasaran antara.

Mantan Pacar Beberkan Gelagat Azura Luna Penipu Ulung Buruan Interpol, Sebut Hidup Bak Putri

Hasil Final BWF World Tour Finals 2019 - Dikalahkan Momota, Anthony Harus Puas Jadi Runner-up

Pada waktu yang sama, pasukan Mesir bergerak ke utara menuju Gaza, sementara pasukan Lebanon ke selatan menyusuri jalan raya sepanjang pantai dan pasukan Suriah masuk dari timur untuk merebut wilayah Galilea.

Pasukan Irak yang bergerak di selatan pasukan Suriah, bertujuan mencapai pantai Laut Tengah sehingga memotong Israel menjadi dua.

Dalam perang Timur Tengah yang pertama ini, pasukan Israel memiliki keuntungan karena mereka berada dalam satu komando, sedangkan pasukan negara-negara Arab memiliki komando sendiri-sendiri.

Kalau pun ada koordinasi, sifatnya minim sekali. Pada hari pertama perang, Tel Aviv yang dijadikan ibukota Israel dibom pesawat Mesir, sehingga pidato radio Ben-Gurion untuk menjelaskan mengapa negara Israel diproklamirkan menjadi terputus-putus.

Pasukan Suriah gagal mencapai sasaran awal merebut dua desa di Lembah Yordan, namun mereka berhasil menguasai Mishmar Hayarden meskipun menghadapi perlawanan sengit.

Pasukan Irak yang terdiri dari dua brigade infanteri dengan dukungan satuan lapis baja, berhasil mendekati kota Natanya di pantai Laut Tengah.

Namun sebelum mereka sempat memotong Israel menjadi dua, gerakan tentara Irak ini dapat dihentikan oleh pasukan Palmach Israel yang bertahan mati-matian.

Asmaul Husna Ternyata Hamil 4 Bulan, Mahasiswi Ini Dibunuh Karena Minta Pacar Tanggungjawab

Warga Tuntut Sisa Upah Belum Dibayar, Proyek Saluran di Peudada Bireuen Capai Rp 600 Juta

Pertempuran hebat terjadi di seantero wilayah, termasuk Yerusalem dan sekitarnya. Upaya Israel untuk merebut kota lama Yerusalem digagalkan oleh pasukan Legiun Arab.

PBB segera berusaha melerai peperangan ini dengan menunjuk penengah/mediator, Count Bernadotte dari Swedia.

Namun setiap kali perhentian permusuhan tercapai, maka sifatnya selalu sementara karena setiap kali pula perang berkecamuk lagi.

Sehingga peperangan pertama antara Arab-Israel tahun 1948-49 ini pun dapat dibagi dalam beberapa tahap, diawali dengan “perang saudara” yang terjadi menjelang kepergian Inggris hingga masuknya pasukan negara-negara Arab pada 15 Mei 1948.

Peperangan dengan pasukan dari negara-negara Arab ini diakhiri dengan gencatan senjata pada 11 Juni, untuk kemudian pecah lagi pada 9 Juli yang terkenal dengan sebutan “perang sembilan hari”, yang terutama terjadi di sektor utara dan tengah.

Namun hingga kini konflik antara negara-negara Arab dengan Israel terus terjadi akibat tindakan licik Israel mendirikan negara dengan cara mencuri itu.

Artikel ini telah tayang di Gridhot.id dengan judul Cara Licik Israel Dirikan Negaranya, Semena-mena Curi Kesempatan Setelah Inggris Angkat Kaki dari Palestina, Digencar Negara Timur Tengah Tapi Tetap Keras Kepala Bertahan

Sumber: GridHot.id
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved