Berita Bireuen
Warga Tuntut Sisa Upah Belum Dibayar, Proyek Saluran di Peudada Bireuen Capai Rp 600 Juta
Pekerjaaan proyek yang bersumber dari anggaran Otonomi khusus (Otsus) 2018 yang mencapai Rp 27 miliar ini, kini menyisakan berbagai masalah.
Penulis: Ferizal Hasan | Editor: Nur Nihayati
Pekerjaaan proyek yang bersumber dari anggaran Otonomi khusus (Otsus) 2018 yang mencapai Rp 27 miliar ini, kini menyisakan berbagai masalah.
Laporan Ferizal Hasan I Bireuen
SERAMBINEWS.COM,BIREUEN - Pembangunan proyek jaringan irigasi bendungan Aneuk Gajah Rhet, Kecamatan Peudada, Bireuen, hingga kini belum rampung dikerjakan.
Bahkan pekerjaaan proyek yang bersumber dari anggaran Otonomi khusus (Otsus) 2018 yang mencapai Rp 27 miliar ini, kini menyisakan berbagai masalah.
Salah satunya adalah sisa upah tukang atau buruh dan sisa material milik masyarakat, hingga kini belum dilunasi oleh pihak rekanan atau dinas terkait.
• Warga Bulohseuma Aceh Selatan Sudah Seminggu tak Pulang, Hilang Saat Memancing Ikan
• 84 Pelaku Olahraga Ikuti Pelatihan Manajemen Olahraga yang Digelar KONI Langsa
• Terjatuh dari Tebing Gunung Parang di Ketinggian 50 Meter, Perwira Polri Meninggal Dunia
Keuchik Desa Lawang, Kecamatan Peudada, Azhar SKom, didampingi beberapa tukang dan pemasok material kepada Serambinews.com, Minggu (15/12/2019) mengatakan, pembangunan saluran atau jaringan irigasi, protek (kemiringan atas saluran) Aneuk Gajah Rhet yang mencapai 3,7 kilometer dengan sejumlah jembatan dimulai sejak 2018 hingga awal 2019.
Namun jaringan irigasi tersebut hingga kini belum bisa difungsikan, karena belum seluruhnya rampuh dikerjakan.
Dikatakan Keuchik Azhar, pekerjaaan proyek yang bersumber dari anggaran Otonomi khusus (Otsus) 2018 ini, anggarannya mencapai Rp 27 miliar ini.
Sedangkan sisa upah tukang dan pekerja serya material milik masyarakat yang belum dilunasi mencapai Rp 600 juta.
"Kami sudah meminta pihak rekanan dan sudah dua kali ke Dinas Pengairan Aceh untuk menuntut dan minta kejelasan terkait sisa upah dan material kami yang belum dibayar, tapi sudah setahun belum ada solusinya," kata Azhar.
Azhar dan tukang serta pemasok material, menduga pekerjaan belum rampung dikerjakan, anggaran sudah habis dicairkan oleh pihak dinas kepada rekanan.
"Sehingga saat pekerjaan selesai, sisa untuk upah tukang dan material tidak dibayar, kami tuntut hak kami, keringat tukang dan biaya material," pinta Azhar, tukang dan pemasok material.
Warga atau tukang dan pemasok material masih menyimpan bukti-bukti jumlah sisa upah dan sisa material yang belum dibayar.
Salah satunya sebut keuchik Azhar, sisa uang tukang yang tercatat pada dirinya totalnya Rp 105 juta.