Pupuk Langka di Pijay
Pupuk Subsidi Habis di Pasaran, Petani Pidie Jaya Kebingungan
Sementara sarana pendukung kenaikan hasil khususnya pupuk selalu menjadi kendala. Saat hendak memasuki masa tanam, pupuk bersubsidi tak ada di kios.
Penulis: Abdullah Gani | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/ ZAINUN YUSUF
Pekerja sedang memuat ratusan ton pupuk bersubsidi, jenis NPK Phonska, ZA, SP-36, dan Organik di Gudang Penyangga Lini III PT Petro Kimia Gresik di Desa Keude Paya, Blangpidie, Rabu (27/2/2019).
Sebagian petani terpaksa membeli pupuk non subsidi. Urea harganya Rp 280.000 per-sak atau lebih mahal dua kali lipat dari subsidi.
NPK Phonska Rp 150.000 atau Rp 40.000 lebih mahal. Sementara SP 36 harganya 130.000 persak atau mahal Rp 20.000.
Beberapa petani kepada Serambinews.com menyebutkan, pemerintah sepertinya tak berpihak ke petani. Maunya, kebutuhan mayoritas untuk mata pencaharian penduduk (bertani) harusnya diutamakan.
Rajudin, Anggota Tim pengawas Pupuk Distanpang Pijay, membenarkan, jatah pupuk bersubsidi yang dialokasikan pemerintah setiap tahun relatif sedikit dibandingkan kebutuhan di lapangan.
"Persolaan seperti ini sudah lebih tiga tahun dihadapi petani," imbuh Rajuddin.(*)
