Berita Abdya
Memasuki Panen Raya di Abdya, Harga Gabah Mulai Bergerak Turun
Turun harga gabah merupakan peristiwa rutin dialami para petani di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), saat memasuki musim panen raya.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Yusmadi
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Turun harga gabah merupakan peristiwa rutin dialami para petani di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), saat memasuki musim panen raya.
Kenyataan ini tentu sangat mengewakan para petani karena mereka tidak optimal pendapatan dari hasil usaha tani yang digeluti berbulan-bulan.
Areal tanaman padi Musim Tanam Gadu (MT) Gadu 2019 di Kabupaten Abdya, seluas 10.289 hektare (ha), sebagian besar memasuki panen raya.
Panen raya dilaksanakan Bupati Abdya, Akmal Ibrahim SH dalam kegiatan temu lapang yang dipusatkan di areal sawah Desa Pisang, Kecamatan Setia, Selasa (10/12/2019) lalu.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Distanpan) Abdya, drh Nasruddin, saat itu melaporkan panen raya dimulai di hamparan sawah Kecamatan Susoh, Blangpidie, Setia dan Jeumpa. Kecamatan lainnya menyusul.
Dari umbinan (sampel produksi) yang diambil dari areal sawah yang memasuki penen raya tingkat produksi sementara diketahui mencapai 7,8 ton Gabah Kering Panen (GKP) per ha.
• Tersangka Kasus Pembunuhan Mandor Berlatar Perselingkuhan di Nagan Raya Terancam Hukuman Mati
• Terisolir karena Jalan Rusak, Pemkab Aceh Timur Kirim Logistik ke Perumahan Kota Terpadu Mandiri
• Sempat Ditutup, Kini Jembatan Sukaramai Atas Bener Meriah Kembali Bisa Dilintasi Kendaraan
Sedangkan harga gabah memasuki panen raya kali ini, menurut Nasruddin masih menguntungkan petani, yaitu pada kisaran harga Rp 5.200 sampai Rp 5.300 per kilogram GKP.
Akan tetapi dari pantauan Serambinews.com, harga gabah beransur-ansur turun dan sampai Rabu (18/12/2019), gabah di tingkat petani yang ditampung agen pengepul terjadi penurunan harga secara signifikan, dibadingkan satu pekan sebelumnya.
”Gabah yang ditampung agen dari petani turun menjadi Rp 5.000 per kg, padahal satu pekan lalu ditampung Rp 5.150 sampai Rp 5.200 per kg,” kata Suriadi, petani dari Desa Asoe Nanggroe, Jeumpa, Rabu.
Harga gabah diperkirakan terus bergerak turun karena agen pengepul akan membatasi jumlah pembelian, sementara stok gabah tersedia dalam jumlah besar di tingkat petani.
“Peristiwa turun harga gabah saat panen raya merupakan ‘lagu’ lama para agen dalam upaya mendapat keuntungan lebih besar,” kata Hamid, salah seorang petani Gampong Kuta Bahagia.
Ketika stok gabah tersedia dalam jumlah banyak di petani, para agen pengumpul mengurangi jumlah pembelian dengan beragam alasan.
Seperti alasan kekurangan modal dan gudang tempat pengeringan gabah sudah penuh. “Ada pula agen menampung gabah, tapi harganya baru dibayar satu pekan ke depan,” kata salah seorang petani di Susoh.
Karena terdesak kebutuhan biaya penanganan pasca panen, maka tidak ada pilihan lain bagi sebagian petani, kecuali menjual gabah dengan tingkat harga agak miring.