Petir Landa Subulussalam
Intensitas Petir Subulussalam Tinggi, BPBD Wacanakan Anti Petir dan Pusat Studi
Fenomena petir di Kota Subulussalam dinilai memang berbeda dengan daerah lain karena cukup sering membahayakan manusia.
Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
Sebelumnya dikabarkan, tiga remaja putri korban sambaran petir di Dusun Baitul Makmur, Desa Penanggalan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam yang terkapar akibat disambar petir, Jumat (20/12/2019) hingga kini masih dirawat intensif.
Ketiganya mengalami luka bakar hingga dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam.
Informasi yang dihimpun Serambinews.com, ketiga korban mengalami luka bakar di bagian tubuh tangan hingga kaki.
• Dalam Sebulan, Tujuh Warga Subulussalam Jadi Korban Sambaran Petir, Tiap Tahun Ada Saja Sejak 2010
• Tiga Remaja Korban Sambaran Petir di Kota Subulussalam Alami Luka Bakar di Tangan Hingga Kaki
• BREAKING NEWS - Tiga Remaja Putri Tumbang Disambar Petir di Subulussalam
Secara rinci dijelaskan, dua korban mengalami luka bakar bagian punggung hingga kaki. Sementara satu korban lainnya mengalami luka di bagian tangan. Hingga malam ini ketiga korban masih dirawat di RSUD Subulussalam.
”Ketiga korban alami luka bakar, dua dari punggung sampai kaki, satu lagi di tangannya,” terang Herman Bancin, salah seorang warga
Menurut Herman, sebelum dibawa ke RSUD Subulussalam ketiga korban terlebih dahulu ditanam dalam lumpur. Korban ditanam oleh warga di tengah hujan deras yang mengguyur Kota Subulussalam dan sekitarnya.
Korban ditanam di depan rumahnya. Selain ditanam dalam lumpur juga dibaluri es batu. Kemudian setelah siuman, korban diberikan minum susu kaleng murni.
Menanam dalam lumpur menjadi kebiasaan masyarakat Kota Subulussalam yang meyakini hal tersebut menjadi salah satu upaya menyelamatkan korban sambaran petir.
Seperti berita sebelumnya, Tiga warga di Dusun Baitul Makmur, Desa Penanggalan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam menjadi korban setrum petir yang terjadi, Jumat (20/12/2019) sore tadi.
Ketiga warga merupakan remaja putri pelajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Penanggalan dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Subulussalam.
Seperti kebiasaan turun temurun masyarakat Kota Subulussalam, pascakejadian sambaran petir di Desa Penanggalan, penduduk sekitar berjibaku memberikan pertolongan dengan cara tradisional.
Ketiga remaja putri korban petir ini ditanam dalam kubangan lumpur. Tak hanya itu, warga juga membaluri lumpur dengan es batu dengan tujuan agar semakin dingin.
Menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam yang diyakini sebagai penghilang setrum atau bisa petir.
Yah, menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam.
Sudah menjadi kebiasaan apabila ada orang yang terkena sambaran petir langsung ditanam dalam lumpur sebagai pertolongan pertama.