Dihukum Saling Pukul dengan Temannya oleh Senior, Bripda Derustianto Tewas
Penganiayaan ini dilakukan oleh teman satu angkatannya yakni Bripda AM atas perintah seniornya yakni Briptu RT.
Terutama di bagian dada putranya terlihat sangat biru.
“Kenapa dadanya begitu biru sementara bagian bawah (perut) merah biasa," imbuhnya.
Tak hanya di badan namun bagian kepala dan muka Derustianto juga terlihat memar.
Sugiarto kemudian mengatakan kalau anaknya sebelum meninggal sempat bercerita kepada kerabatnya bahwa ia sering dianiaya oleh para seniornya.
Dugaannya semakin kuat setelah ia dan pengacaranya yakni Rifki Mohi melakukan penelusuran dengan bertanya kepada rekan sekamar Derustianto.
Rekan-rekan tersebut kemudian membenarkan adanya tindak penganiayaan sebelum Derustianto meninggal dunia.
Penganiayaan ini dilakukan oleh teman seangkatannya atas perintah oknum seniornya di Barak.
"Mereka membenarkan bahwa adanya tindak pidana penganiaayan itu atas perintah oknum senior," imbuhnya.
"Kami punya bukti video pembicaraan kami dengan teman-teman almarhum yang saat itu mengaku sempat melihat proses penganiayayan itu," jelasnya.
Pihak keluarga pun terus menuntut pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penganiayaan yang menyebabkan Derustianto meninggal dunia.
Pada Jumat 6 Desember 2019, orang tua korban melaporkan kejadian tersebut ke Polda Gorontalo.
Pada Selasa 10 Desember 2019, dimulailah penyidikan atas kasus itu.
AKBP Wahyu Tri Cahyono mengatakan, kematian Bripda Derustianto sebelumnya menjadi teka teki.
Ia dikabarkan meninggal karena menderita sakit panas.
Tanpa melakukan autopsi lebih awal, keluarga korban langsung memakamkannya.