Ditemukan Sudah jadi Kerangka di Septic Tank, Korban Sempat Curhat Soal sang Suami kepada Ibunda

Seli sempat menceritakan kalau ia kerap mendapat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya bernama Edi.

Editor: Amirullah
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Geger Penemuan Kerangka Manusia di Septic Tank Bangunjiwo, Diduga Sudah 5 Hari Tewas. Petugas gabungan dari PMI Bantul, kepolisian dan relawan mengevakuasi kerangka manusia yang ditemukan di resapan septic tank di Bangunjiwo Kasihan Bantul. (TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin). 

SERAMBINEWS.COM, YOGYAKARTA - Anik Maidarningsih (51) ibunda dari Ayu Shelisa ingin pihak-pihak yang terkait dengan kematian anaknya diproses secara hukum.

Diketahui kerangka manusia yang ditemukan dalam septic tank di Karangjati, RT 07, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, dipastikan Ayu Shelisa.

Anik menceritakan, sebelum anaknya Seli panggilan almarhum Ayu Shelisa ditemukan tewas terkubur di dalam septic tank, Seli sempat menceritakan kalau ia kerap mendapat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya bernama Edi.

“Pernah kasar, pernah cerita dislomoti (sundut) rokok. Sering nangis pengen pisah. Saya sebagai orangtua cuma bisa ngandani (memberitahu supaya sabar),” ujarnya kepada wartawan saat ditemui di rumahnya di Badran RT 39 RW 9, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, Kamis (26/12/2019).

Anik mengatakan, Seli menikah dengan Edi pada usia 16 tahun.

Abrasi DAS Krueng Peusangan Kawasan Desa Kulu Kutablang Semakin Meluas, Begini Kondisinya

Kalapas Kelas 2 Bireuen Santuni Anak Yatim, Tgk Bukhari Ajak Napi Segera Bertaubat

Jelang Tahun Baru, Ini Imbauan Kapolres Lhokseumawe, Ada Pelanggaran Lapor ke 0822 8443 3610

Sementara saat itu suaminya Edi berusia sekitar 19 tahun.

Masih dikatakan Anik, ia bertemu dengan anaknya pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 Seli menghilang secara misterius.

Bahkan ia terus mencari keberadaan anaknya ke rumah di Karangjati.

Namun, Edi dan keluarganya selalu menjawab bila anaknya pergi.

Diakui Anik, sejak anaknya menikah, Seli dan Edi sering datang ke rumahnya.

Jika keduanya tak datang, biasanya Anik yang berkunjung.

“Seminggu enggak kelihatan ke sini saya sering ke sana (Karangjati),” ucapnya.

Mendengar apa yang diceritakan anaknya, dari peristiwa sejak awal menikah sampai hilang, Anik berkeyakinan, Edi yang meninggal dunia 50 hari lalu sebagai pelaku bunuh diri adalah orang yang paling bertanggung jawab.

 “Menurut saya Edi. Saya yakin juga ada yang ngrewangi (membantu),” ujarnya.

Untuk saat ini, lanjut Anik, dirinya hanya bisa berharap kasus ini dibuka polisi.

Siapa pun yang bertanggung jawab kematian putrinya harus dihukum.

Gerhana Matahari Cincin Baru Melintas, Indonesia Kembali akan Disambangi Gerhana Matahari Total

Fakta Baru Pembunuhan Janda yang Mayatnya Dibuang di Kebun Jagung, Pelaku Ditembak

Umat Muslim di Patani Didiskriminasi, Kekerasan Meletus di Thailand Selatan

Jika benar dibunuh menantunya, Anik merasa apa yang dilakukan Edi bukan manusia lagi.

“Kenapa dulu tidak dikembalikan ke saya saja,” katanya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Riko Sanjaya mengaku masih mendalami kemungkinan dugaan pembunuhan terhadap Seli.

“Dugaan ada indikasi pembunuhan,” katanya saat dihubungi melalui pesan singkat.

Untuk penyebab kematian, sambungnya, pihaknya masih perlu mendalami informasi dan keterangan lain.

Sebab, belum tampak adanya tanda kekerasan.

Untuk itu, pihaknya berharap jika ada warga yang mengetahui untuk kooperatif dan mau bersaksi.

Surat wasiat

Temuan kerangka manusia di dalam resapan septic tank Dusun Bangunjiwo, RT 07, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Minggu (22/12/2019) malam, menggemparkan warga.

Hingga saat ini identitas kerangka manusia tersebut masih menjadi misteri.

Ketua RT 07, Desa Bangunjiwo, Suparno menceritakan, lokasi ditemukannya kerangka manusia itu berada di belakang rumah ES.

Sebelum ada penemuan kerangka itu, ES diketahui telah meninggal dunia dengan cara gantung diri.

"Almarhum ES ini meninggal dunia belum lama. Meninggalnya gantung diri," kata Suparno, Senin (23/12/2019).

Diceritakan Suparno, ES sudah menikah sejak tahun 2006 silam.

Istrinya bernama AS, warga Kota Yogyakarta.

Namun, menurut dia, meski sudah menikah, warga kampung selama ini tidak melihat keberadaan istrinya.

Kata Suparno, AS yang merupakan istri dari ES sudah tidak diketahui keberadaannya sejak tahun 2009.

Saat coba ditanya, almarhum ES selalu bilang kepada warga kalau ia dan istrinya sudah bercerai.

"Tidak ada yang tahu keberadaan istrinya (ES). Warga dikasih tahu katanya sudah cerai," ujarnya.

Misteri kehidupan ES dengan istrinya, AS, mulai terungkap dengan ditemukannya kerangka manusia di dalam septic tank, di belakang rumah.

Warga bertanya-tanya, apakah itu memang kerangka AS atau bukan.

Saat ini memang belum bisa dipastikan, karena kepolisian masih menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara.

Dugaan kerangka yang ditemukan adalah AS memang cukup beralasan.

Alasannya, kata Suparno, ketika ES ditemukan gantung diri didapati pula sebuah surat wasiat.

"Surat wasiat itu isinya, inti pokoknya, Pak Mak, aku arep nyusul mbok tua (mbah) sama istri saya," kata dia.

Suparno menduga, berangkat dari surat wasiat tersebut, kepolisian kemudian melakukan pengembangan hingga kemudian kerangka manusia itu ditemukan.

Memang sebelumnya, kata dia, orangtua AS terus berupaya mencari keberadaan anaknya itu lewat polisi, karena sudah lama tidak diketahui keberadaannya.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Bantul, AKP Riko Sanjaya menjelaskan, penemuan kerangka manusia di Bantul berawal dari adanya laporan orang hilang yang masuk di Polresta Yogyakarta.

Kemudian anggota gabungan antara Polresta Yogyakarta dan Polres Bantul saling berkoordinasi.

"Kita dapat informasi (ada orang hilang itu), kemudian saling berkoordinasi dan habis itu ke TKP bersama," katanya, Senin (23/12/2019)

Korban hilang dikabarkan atas nama AS, warga Kota Yogyakarta.

Ia tidak diketahui keberadaannya sejak tahun 2009.

AS merupakan istri dari ES, warga Karangjati, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, dimana lokasi penemuan kerangka manusia itu berada di resapan septic tank, di belakang rumah ES.

Kepolisian saat ini masih melakukan penyelidikan dan menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara.

Untuk memastikan identitas, apakah kerangka manusia yang ditemukan di belakang rumah ES itu adalah AS atau bukan.

"Saat ini masih dilakukan pemeriksaan saksi di Polsek Kasihan. Kita belum A1 apakah itu kerangka dari orang hilang itu atau bukan. Untuk menyimpulkannya, masih terlalu dini," kata dia.

Disinggung mengenai surat wasiat, AKP Riko mengaku akan mendalami surat tersebut melalui keterangan dari pihak keluarga.

Apakah yang dimaksud ingin menyusul istrinya itu yang dilaporkan hilang itu atau siapa.

"Kita akan cari keterangan. Karena kita juga belum tahu. Siapa identitas kerangka yang kita temukan tadi malam," ujar dia.

Mimpi

Terlepas misteri mengenai siapa identitas kerangka yang ditemukan itu, Suparno menceritakan bahwa ihwal penemuannya berawal dari mimpi.

Menurut dia, Ibu kandung AS pernah bermimpi bahwa anaknya yang telah lama hilang, tidak diketahui keberadaannya itu sedang berada di belakang rumah menantunya.

"Mimpinya itu berkali kali, kalau anaknya itu ada di situ (di dalam septic tank)," kata dia.

Penulis: Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kasus Penemuan Kerangka di Septic Tank: Korban Sempat Curhat Soal sang Suami kepada Ibunda

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved