Breaking News

Kasus Novel Baswedan

Tersangka Penyerangan Novel Baswedan Ditangkap di Cimanggis

Karopenmas Mabes Polri, Kombes Argo Yuwono mengumumkan dua tersangka penyiraman air keras terhadap Penyidik Senior KPK, Novel Baswedan.

Editor: Yusmadi
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Infografik: Upaya Pengungkapan Kasus Novel Baswedan 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Karopenmas Mabes Polri, Kombes Argo Yuwono mengumumkan dua tersangka penyiraman air keras terhadap Penyidik Senior KPK, Novel Baswedan.

Dilansir TribunWow.com, Argo Yuwono pun menyebutkan inisial dua tersangka penyiraman Novel Baswedan.

Melalui siaran langsung YouTube KompasTV, Jumart (27/12/2019), sebelum menetapkan status tersangka, Argo Yuwono menyebut pihak kepolisian telah melakukan oleh tempat kejadian perkara (TKP) hingga memeriksa saksi.

"Kami telak melakukan olah TKP, kemudian juga telah memeriksa beberapa saksi, yaitu 73 saksi telah menjalani pemeriksaan," kata Argo Yuwono.

Selain itu, pihak Polda Metro Jaya juga telah bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk mengungkap sosok tersangka penyiraman air keras pada Novel Baswedan.

"Dan kemudian kita juga ada kerja sama dengan berbagai institusi seperti lab forensik, inafis dan sebagainya," ujar Argo Yuwono.

Lantas, ia pun mengungkap inisial dua tersangka yang penyiraman Novel Baswedan.

Pelaku diketahui berhasil ditangkap di Cimanggis, Depok, Kamis (26/12/2019) malam.

"Dan kemudian dari hasil investigasi dan juga dari berbagai informasi, kita mengamankan dua terduga pelaku berinisial RB dan RM yang kita amankan dan kita bawa ke Polda Metro Jaya," kata Argo Yuwono.

"Dan kedua terduga pelaku kita lakukan interogasi dan tadi pagi sudah kita tetapkan sebagai tersangka."

Disebutnya, RB dan RM telah menjalani pemeriksaan awal setelah ditetapkan sebagai tersangka.

"Dan kemudian tadi siang dilakukan pemeriksaan sebagai tersangka di Gedung Mabes Polri," ujar dia.

Namun, Argo Yuwono enggan menyampaikan informasi lebih lanjut.

Untuk itu, ia meminta awak wartawan untuk bersabar hingga proses pemeriksaan selesai.

"Dan tentunya teman-teman bersabar, kami masih pemeriksaan sehingga belum bisa kita sampaikan," kata dia.

"Untuk yang lain-lain nanti kita sampaikan setelah pemeriksaan selesai."

Sementara itu, disebutkan bahwa tersangka merupakan oknum anggota polisi aktif.

Rumit

Sebelumnya, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengatakan akan sulit mengusut kasus penyerangan Novel Baswedan.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (1/11/2019), Ma'ruf menjelaskan kasus yang menimpa Novel Baswedan tergolong sebagai kasus yang sulit untuk dipecahkan.

"Ada perkara kan yang tingkatnya tak begitu rumit. Sehingga mudah dipecahkan. Rupanya Novel itu agak tinggi," ujar Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Wakil Presiden Jokowi tersebut menjelaskan pelaku penyerangan Novel Baswedan menurutnya sangat pintar.

"Sehingga upaya membentuk tim pencari fakta, sehingga belum ketemu secara cepat, sehingga perlu terus digali. Jadi ternyata pelakunya sangat pintar sekali," ujar Ma'ruf.

Kendati sulit, Ma'ruf mengatakan polisi akan berkomitmen untuk menyelesaikan kasus yang menimpa Novel Baswedan.

"Tapi polisi komitmen untuk terus (melanjutkan penyelidikan)," tambahnya.

Pernyataan Jokowi

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (1/11/2019), Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pesannya kepada Kapolri baru Idham Azis setelah dirinya resmi melantik Idham.

Seusai melantik Idham sebagai Kapolri di Istana Negara, Jakarta, Jumat (1/11/2019), Jokowi memberikan batas waktu kepadanya untuk menyelesaikan kasus Novel sampai awal Desember.

"Saya sudah sampaikan ke Kapolri baru, saya beri waktu sampai awal Desember," kata Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat sore.

Namun Jokowi tidak menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh wartawan.

Pertama, ketika dirinya ditanya oleh wartawan terkait pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) independen, jika sampai Desember kasus Novel belum selesai.

Kepada Kapolri terdahulu Tito Karnavian, Jokowi sempat memberikan tenggat waktu tiga bulan untuk mengungkap kasus tersebut.

Mantan Kapolri Tito yang sekarang menjadi Menteri Dalam Negeri RI itu gagal mengungkap kasus tersebut.

Diketahui, kasus Novel Baswedan ini bermula saat sang petinggi KPK itu diserang oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017.

Novel disiram menggunakan air keras seusai shalat subuh di Masjid Al Ihsan, yang berada di dekat rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Penyerangan tersebut menyebabkan Novel mengalami luka parah di kedua matanya.

Novel Baswedan Pesimis

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Novel mengakui dirinya sedikit pesimis dengan komitmen Idham Azis untuk menyelesaikan kasus penyerangan terhadap dirinya.

"Tentunya selain dari saya mengatakan bahwa sedikit agak pesimistis, sedikit kecewa," jelas Novel di kampus Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Kamis (31/10/2019).

Meskipun ada rasa pesimis, Novel mengatakan dirinya tetap akan meminta Idham Azis untuk mengungkap kasus yang menimpa dirinya.

"Tapi tetap mendesak kepada Pak Idham tetap punya tanggung jawab sebagai Kapolri untuk mengungkap," ungkap Novel

Sepupu dari Anies Baswedan itu mengatakan sebenarnya kasus penyerangan dirinya tidak sulit untuk diungkap.

Dua Polisi Aktif Penyerang Novel Baswedan Ditangkap, Ini Identitasnya

Kasus Penyiraman Novel Baswedan, Jokowi Perintahkan Kapolri untuk Dituntaskan dalam Hitungan Hari

Dewi Tanjung Lapor Dugaan Berita Bohong Kasus Air Keras Novel Baswedan, Ini Sederet Faktanya

"Jadi saya pikir saya yakin sebagaimana yang saya sampaikan bahwa perkara ini enggak sulit," sebutnya.

Ia menjelaskan sebenarnya Polri sudah mampu menangkap pelaku yang bersalah.

Tapi setelah menunggu lama tidak ada perkembangan baru dalam kasusnya.

"kenapa? Sejak awal saya sudah dapat info bahwa Polri sebetulnya sudah bisa dapat kok pelakunya. tapi kan 4 bulan kemudian setelah itu saya tunggu enggak ada," ungkapnya.

Lebih lanjut, Novel menjelaskan pernyataan tersebut ditujukan bukan hanya untuk kasus dirinya.

Ia menjelaskan, seluruh serangan terhadap anggota dari KPK tidak ada yang diusut hingga tuntas.

"Ini bukan saja seorang diri saya, bayangkan semua serangan kepada orang KPK enggak ada yang terungkap. Sampai yang ada CCTV-nya yang buktinya jelas enggak terungkap, terus mau yang mana lagi," katanya.

Idham Enggan Bahas Kasus Novel

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (1/11/2019), saat Idham Azis ditanya oleh wartawan terkait kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Idham Azis enggan menjawab.

Mulanya, Idham Azis mengucapkan syukur atas pelantikan dirinya menjadi Kapolri.

"Saya mensyukuri nikmat yang Allah telah berikan kepada saya, untuk dipercaya oleh Bapak Presiden mengemban amanah ini selaku Kapolri," kata Idham di Istana Negara, Jakarta, Jumat (1/10/2019).

Idham juga berterimakasih kepada Presiden Jokowi yang telah melantik dirinya.

"Saya juga ucapkan terimakasih kepada Bapak Presiden Jokowi," jelasnya.

Saat ditanya oleh wartawan terkait programnya sebagai Kapolri, Idham mengatakan dirinya telah menjelaskan semuanya saat fit and proper test di DPR.

"Sehingga secara cepat akan saya tindaklanjuti setelah saya serah terima jabatan," katanya.

 Idham Azis kemudian menyampaikan pesan presiden kepadanya untuk kerja dan terus bekerja.

"Bapak Presiden menyampaikan kepada saya kerja, kerja, dan kerja," kata Idham.

Ketika Idham ditanya oleh wartawan soal kasus Novel Baswedan, ia enggan menjawab dan segera meninggalkan awak media. (*)

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved