Kisah 2 Anak Yatim, Bekerja Jualan Bakpao Diupah Rp 20 Ribu Sehari, Ayah Meninggal Tertabrak Kereta
Usai ayahnya meninggal dunia, sang Ibunda, Jas (33) bekerja banting tulang menghidupi dirinya dan 2 saudaranya.
"Nanti saya upahin Rp 20 ribu," balas Umi.
Sejak saat itulah Tya sering keluar rumah pagi dan pulang malam hari serta membolos ngaji.
Meskipun tak sekolah, Tya tetap mengaji di lingkungan rumahnya Gang H. Ali, Kramat Jati, Jakarta Timur usai magrib.
"Waktu awal-awal saya enggak bilang sama Emak (Mama). Lama-lama dia marah karena saya pulang malam terus. Akhirnya Umi bilang sama Emak kalau saya jualan. Akhirnya enggak diomelin," ungkapnya.
Usai aktivitas berdagangnya diketahui Jas, Tya dinasehati untuk pulang paling lama pukul 17.00 WIB.
Hal ini disebabkan kondisi lingkungan rumah yang sepi serta Jas yang mengkhawatirkan Tya celaka.
"Habis situ kata Emak jangan pulang lebih dari pukul 17.00 WIB. Jalanan di sini sepi, banyak culik. Ini zaman gila, itu ucapan Emak yang Tya ingat. Jadi sekarang Tya bawa bakpaonya enggak banyak, habis enggak habis yang penting sore sudah pulang, karena malamnya ngaji," jelasnya.
Saat ini, Tya hanya mengingat pesan Ibunya untuk menyuruhnya selalu hati-hati dan tak lagi pulang malam hari.
• Pimpinan Dayah Berikan Kemudahan bagi Santri Korban Kebakaran Dayah Darul Aitami
• Medina Zein Minta Maaf, Direhabilitasi 3 Bulan, Mengaku Konsumsi Obat Penenang Atas Izin Dokter
• Camat Bandarpusaka: Program Peternakan Sapi Perlu Dikaji Ulang
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Ayahnya Meninggal Dunia Tertabrak Kereta, Kakak Adik Ini Jualan Bakpao Keliling untuk Jajan,
Penulis: Nur Indah Farrah Audina