Harga Emas
Harga Emas Naik Terus, Hari Ini 6 Januari 2020 Harganya di Level Tertinggi dalam 7 Tahun Terakhir
Krisis geopolitik Amerika Serikat (AS)-Iran menjadi penyulut kenaikan harga emas sejak awal tahun ini.
Harga Emas Naik Terus, Hari Ini 6 Januari 2020 Harganya di Level Tertinggi dalam 7 Tahun Terakhir
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Krisis geopolitik Amerika Serikat (AS)-Iran menjadi penyulut kenaikan harga emas sejak awal tahun ini.
Harga emas menyentuh level tertinggi sejak awal April 2013 atau hampir tujuh tahun terakhir.
Pada Senin (6/1/2020) pukul 7.25 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.569,48 per ons troi.
Ini adalah harga emas tertinggi sejak 10 April 2013 lalu.
Pagi ini, harga emas menguat 1,11% setelah naik 1,51% pada perdagangan Jumat (3/1/2020) lalu.
Kemarin, pemerintah Iran mengatakan tidak akan lagi membatasi pengayaan uranium setelah pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani.
• Banyuwangi Sukses Kembangkan Pariwisata, tak Pilih Tambang Emas
• Beli Emas 7.071 Kg Senilai Rp 3,5 T, Pengusaha Kaya Raya Ini Justru Ditipu 4 Broker PT Antam
• Anggota DPR Aceh Ini Jual Pin Emas, Hasilnya Disumbangkan ke Anak Yatim
Sementara parlemen Irak memutuskan untuk mengusir tentara AS dari negara Timur Tengah tersebut.
Pada Minggu (5/1/2020), Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada parlemen bahwa dia siap menyerang Iran jika negara ini membalas AS.
Kedua negara saling mengancam setelah serangan AS menewaskan Soleimani dalam konvoi di Bandara Baghdad.
"Dengan indeks S&P 500 yang diperdagangkan di rekor tertinggi, emas menjadi lindung nilai terbaik pada kondisi sekarang," kata Stephen Innes, chief market strategist AxiTrader Ltd dalam catatan yang dikutip Bloomberg.
"Dan ini akan menarik minat beli dari investor yang tidak ingin beli emas sekalipun," tambahnya.
Emas menjadi safe haven di tengah krisis geopolitik Timur Tengah.
Dengan statusnya sebagai safe haven, harga emas meningkat di tengah situasi yang masih berpeluang memanas.
Bendera Merah
Untuk kali pertama dalam sejarah, bendera merah dikibarkan di Masjid Jamkaran yang berada di Qum, satu di antara kota suci muslim Syiah Iran.
Bendera merah tersebut dipasang satu hari setelah pembunuhan terhadap Komandan Brigade Quds Garda Revolusi Iran, Qassem Soleimani, yang dilakukan Amerika Serikat.
Sebagian kalangan menilai Iran membentangkan bendera merah tersebut sebagai isyarat mereka telah bersiap melakukan perang total untuk membalas kematian Soleimani yang dirudal drone AS di Irak.
Bendera merah dalam tradisi Syiah melambangkan darah yang ditumpahkan secara tidak adil dan berfungsi sebagai panggilan untuk membalas seseorang yang terbunuh.
Berkibarnya bendera merah ini juga dipandang sebagai peringatan bahwa Republik Islam Iran siap memenuhi janjinya untuk menyerang Amerika dan Donald Trump.
Kata-kata yang ditulis di bendera “perang" adalah, "Mereka yang ingin membalas darah Husein". Husein adalah cucu dari Nabi Muhammad yang gugur di Padang Karbala.
Dalam kepercayaan muslim Syiah, Husain adalah Imam Suci ketiga setelah Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Ali.
Incar 35 target
Beberapa media pemerintah Iran mengungkapkan Dewan Keamanan Nasional telah merilis 35 target sebagai bagian dari aksi balas dendam mereka kepada Amerika terkait pembunuhan Soleimani.
Operasi ini diyakini akan berlangsung dalam beberapa pekan ke depan.
Artikel ini sudah tayang di Kontan.id dengan judul "Harga emas menyentuh level tertinggi sejak awal April 2013"