Isu Perang Dunia 3 Terus Disoroti Publik, Iran Sebut Siap Tembak Ribuan Rudal Jika AS Membalas
Hubungan diplomatik Amerika Serikat (AS) dan Iran yang semakin menegang membuat publik dunia menyoroti.
Meski demikian, para pejabat AS menyatakan dapat mencegah korban berjatuhan karena sistem peringatan dini berjalan efektif.
Wartawan BBC Persia, Jiyar Gol, menyebut penampilan Brigjen Hajizadeh, dengan bendera berbagai kelompok milisi dibariskan di belakang podiumnya, merupakan upaya pamer kekuatan di kawasan Timur Tengah.
Hajizadeh disebut ingin menunjukkan bahwa berbagai kelompok itu berada di bawah komando Iran.
Bendera-bendera itu, di antaranya bendera pasukan Mobilisasi Populer Irak, yang pemimpinnya tewas bersama Soleimani, serta Hizbullah Lebanon dan Hamas Palestina.
Bendera kelompok Houthi Yaman, yang hingga kini diklaim Iran bebas kepentingan mereka, juga dipajang dalam jumpa pers.
Rabu (8/1/2020), Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei menggambarkan serangan terhadap pasukan AS sebagai 'hinaan' bagi AS. Namun ia menyebut upaya balas dendam merupakan 'persoalan yang berbeda'.
Selama ini Jenderal Soleimani secara luas dianggap sebagai orang terkuat kedua di Iran. Sebagai kepala pasukan Quds, dia adalah arsitek kebijakan Iran di Timur Tengah.
Sementara itu AS mengatakan "siap untuk terlibat tanpa prasyarat dalam perundingan serius" dengan Iran.
Dalam sebuah surat kepada PBB, AS membenarkan upaya pembunuhan terhadap Soleimani sebagai tindakan membela diri.
Bagaimana Ketegangan AS-Iran Bermula?

Qassem Soleimani, Jenderal Top Iran yang Tewas di Tangan Amerika Serikat. (Kolase TribunNewsmaker - Ahad TV dan Serambinews via En.shafaqna)
Ketegangan Teheran-Washington mulai meningkat pada 2018 setelah Presiden Trump menyatakan AS menarik diri dari kesepakatan nuklir antara Iran dan sejumlah negara besar
Kesepakatan nuklir pada 2015 antara Iran, AS, China, Rusia, Jerman, Perancis, dan Inggris itu mencabut sanksi atas Iran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya.
Kesepakatan itu dimaksudkan untuk membatasi program nuklir Iran dan mencegahnya membuat senjata nuklir.
Namun demikian, Trump menginginkan kesepakatan baru yang juga akan mengekang program rudal balistik Iran dan keterlibatannya dalam konflik regional.