Tak Ada Dasar Sejarahnya, Kemunculan Sunda Empire Disebut Menyalahi Aturan dan Memecahkan NKRI

munculnya isu kerajaan-kerajaan dan Sunda Empire seperti didesain sedemikian rupa oleh kelompok-kelompok tertentu.

Editor: Amirullah
Facebook/Yuni Rusmini
Sunda Empire dalam postingan facebook di akun Renny Khairani Miller yang diunggah pada 29 Mei 2019. 

SERAMBINEWS.COM - Setelah kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo, kini publik dihebohkan dengan adanya kelompok Sunda Empire (SE) - Empire Earth (EE) di Facebook.

Hal tersebut terlihat dari sejumlah foto kegiatan Sunda Empire yang dibagikan oleh akun Facebook Renny Khairani Miller pada 9 Juli 2019 lalu.

Pada kegiatan tersebut terlihat spanduk bertuliskan Sunda Empire-Earth Empire dengan ratusan orang mengenakan seragam ala militer.

Nancy Pelosi Tunjuk 7 Anggota Dewan Penuntut dalam Persidangan Pemakzulan Trump, Siapa Saja Mereka?

Gampang! Ini Tips dan Trik Simpel Basmi Kecoa di Rumah: Bisa Gunakan Saja Bahan Dapur Ini

Kisah Pernikahan Beda Negara, Ibu Dideportasi ke Kamboja Dua Bocah Diasuh Nenek

Menanggapi hal tersebut, Direskrimum Polda Jabar Kombes Hendra Suhartiyono mengatakan, pihaknya saat ini sudah memonitor kegiatan tersebut.

"Saya sudah memonitor itu, tapi kami masih pantau dan dalami apakah serupa dengan Keraton Agung Sejagat di Purworejo, kan beda-beda ini. Memang sudah memonitor itu giat yang dimaksud," kata Hendra, dikutip dari TribunJakarta.com, Sabtu (18/1/2020).

Hal serupa juga dikatakan oleh Kepala Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol Kota Bandung, Sony mengatakan Sunda Empire bukan ormas dan tidak terdaftar sebagai ormas.

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com pada Sabtu (18/1/2020), mantan Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jenderal Polisi Purnawirawan Anton Charliyan membeberkan analisa terkait kemunculan Sunda Empire.

Ia menilai munculnya isu kerajaan-kerajaan dan Sunda Empire seperti didesain sedemikian rupa oleh kelompok-kelompok tertentu.

Menurut dia, aneh jika setelah isu-isu terkait agama mereda, sekarang muncul isu kerajaan-kerajaan yang diembuskan di kalangan masyarakat.

Anton Charliyan berpendapat, tentunya isu seperti ini dinilai bertujuan untuk menggoyahkan kesatuan dan persatuan serta memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Sekarang muncul fenomena kerajaan mungkin sengaja dihembuskan untuk memecah NKRI," kata Anton Charliyan.

Setelah Heboh dengan Keraton Agung Sejagat, Kini Muncul Sunda Empire

Fakta Raja Keraton Agung Sejagat, Diduga Gangguan Jiwa, Tinggal di Pinggir Rel, Ingin jadi Youtuber

"Kita sudah sepakat sejak tahun 1945 untuk membangun sebuah sistem sebuah Negara yakni NKRI."

"Muncul fenomena demikian hanya untuk memunculkan kebanggaan masa lalu yang tidak artinya. Aneh, kemarin digoyang isu agama. Sekarang muncul seolah seperti budaya." imbuhnya.

()

Postingan soal Sunda Empire. (Istimewa via Tribun Jabar) (Tribun Jabar)

Anton Charliyan meminta masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh isu kelompok yang bermunculan saat ini.

"Ini hanya untuk menghancurkan bangsa dan merongrong negara. Ini hanya mengaku-aku tidak ada dasar sejarah yang jelas Sunda Empire," ungkapnya.

Seperti simbol yang dimunculkan oleh kelompok itu pun tak ada hubungan dan kaitannya dengan sejarah Sunda.

"Motifnya bisa ekonomi diiming-imingi harta yang banyak, ada uang di luar negeri dan bisa saja pasalnya ke arah penipuan dan ketertiban umum. Ini bisa dirumuskan secara signifikan oleh penegak hukum," pungkasnya.

Menyalahi Aturan

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bandung Ferdi Ligaswara mengatakan, gerakan yang dilakukan Sunda Empire telah menyalahi aturan.

"Jangan yang aneh-aneh. Tidak ada negara dalam negara," jelasnya.

Menurut dia, setiap organisasi atau kelompok yang ingin mendaftarkan diri di Kesbangpol harus sesuai dengan aturan dan mengakui keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Sudah jelas aturannya harus mengakui NKRI," pungkasnya.

Viral di Facebook

Dikutip dari Tribun Jabar, sebuah postingan dari akun Facebook Renny Khairani Miller pada 9 Juli 2019 lalu menghebohkan publik.

Postingan tersebut menjadi viral lantaran beredarnya foto-foto kegiatan Sunda Empire.

Ia bahkan menulis, sistem pemerintahan dunia dikendalikan koordinat 0.0 di Bandung sebagai mercusuar dunia.

"SUNDA EMPIRE - EARTH EMPIRE, dalam menyambut Indonesia baru yg lebih makmur dan sejahtera, dgn system pemerintahan dunia yg dikendalikan dari koordinat 0.0 di Bandung sebagai mercusuar dunia."

"Masa pemerintahan dunia yg sekarang akan segera berakhir sampai dgn tgl 15 Agustus 2020."

"Mari kita persiapkan diri kita utk menyongsong kehidupan yg lebih baik dan sejahtera."

"Agar kita tidak menjadi budak di negara sendiri dan hidup hanya utk membayar tagihan yg terus naik dan biaya hidup yg terus melambung tinggi apalagi biaya pendidikan anak yg tdk gratis, setelah itu kita tua dan mati, terus pikniknya kapan??" tulisnya.

Dalam foto tersebut, terlihat ada sejumlah orang yang mengenakan seragam seperti seragam militer.

Mereka juga mengenakan baret yang warnanya berbeda-beda, ada biru dan hitam.

Sementara itu, di unggahan lainnya dari warganet tersebut, disebutkan mengenai informasi acara dari Sunda Empire tersebut.

Ada acara pertemuan Sunda Empire yang disebut dilaksanakan pada 15 April 2019 di Bandung.

Tak tanggung-tanggung, dalam postingan tersebut, tertulis ada pernyataan perubahan dari Vatikan ke Atlantic.

Terlihat beberapa orang juga mengenakan pakaian bercorak loreng seperti seragam miiter.

Selain itu juga terdapat beberapa bendera, yang salah satunya seperti bendera Amerika Serikat.

Dalam kartu anggota tertulis posisi, rank, hingga title.

Dalam kartu juga tedapat dua logo.

Pertama, logo bergambar dua ekor singa seperti memegang mahkota.

Sedangkan, logo lainnya, seperti mahkota yang dikelilingi daun dan bertuliskan "Pacific Territory".

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria) (TribunJakarta/Rr Dewi Kartika H/Kompas.com/Putra Prima Perdana)

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Kemunculan Sunda Empire Tak Ada Dasar Sejarahnya, Disebut Menyalahi Aturan dan Memecahkan NKRI

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved