Opini

Ketika Umat Saling Mengkafirkan  

Jutaan rakyat Iran tumpah menghadiri pemakaman Mayor Jenderal Qassem Soleimani, Komandan Quds, pasukan elit Garda Revolusi

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Ketika Umat Saling Mengkafirkan   
IST
Drs. Mardin M. Nur, MA, Dosen UIN Ar-Raniry, Alumni Dayah Darul Hasanah Syaikh Abdurrauf As-Singkili

Syaikh Mahmud Syaltut mantan Rektor Al-Azahar Mesir amat gigih mempersatukan umat Islam dengan mendirikan Darut-Taqrib, Rumah Pendekatan. Ia prihatin kondisi umat yang terus berselisih, menjadi lemah dan mudah dipermainkan lawan. Menurutnya, upaya menentang persatuan umat disebabkan sebagian orang tidak cermat, berpikiran sempit, bermotif jahat, merasa kepentingannya terancam bahkan sakit mental akibat pengaruh hawa nafsu. Mereka bersekongkol menentang gagasan persatuan umat Islam.

Syaikh Muhammad Al-Ghazali, guru besar Al-Azahar Mesir penulis lebih 60 buku dakwah berkeyakinan bahwa persatuan umat Islam adalah dinding yang kokoh. Tidak semestinya perselisihan masalah furu dan parsial merusak substansial.

Perpecahan umat Islam saat ini tidak boleh didiamkan. Umat harus menyadari rekayasa perpecahannya. Umat harus bersatu dan menjauhi diri dari sifat mengkafirkan. Memanggil seorang Muslim kafir, akan kembali pada dirinya. (HR. Bukahri dan Muslim). Ungkapan Imam Syafìì, "Pendapatku benar dan memungkinkan salah, sedangkan pendapat orang lain salah dan memungkinkan benar", perlu dicermati secara arif.

"Ya Allah, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami. Dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rab kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun dan Maha Penyayang." (QS. 59: 10). Amin Ya Rabbal Alamin.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved