Berita Aceh Barat Daya

Murid SDIT Manggeng Abdya Dilatih Mengolah Telur Asin, Begini Caranya

Melalui kegiatan tersebut, diharapkan anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Murid SDIT Manggeng, Abdya dilatih mengolah telur bebek menjadi telur asin di sekolah, Selasa (21/1/2020). 

Melalui kegiatan tersebut, diharapkan anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.

Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya

 

SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE- Pribadi manusia yang mandiri sekaligus memiliki kepekaan sosial yang tinggi dibentuk sejak anak-anak usia dini.

Murid Sekolah Dasar Terpadu (SDIT) Muhammadiyah Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dilatih mengolah telur asin, selain kegiatan menyantuni anak yatim dan kaum duafa.

“Anak-anak membawa beberapa telur bebek ke sekolah, kemudian dilatih cara membuat atau mengolah menjadi telur asin,” kata Kepala SDIT Manggeng, Risa Muliana SPdI kepada Serambinews.com, Rabu (22/1/2020)

Bahan yang digunakan debu bekas pembakaran sekam kilang padi yang lokasinya tidak jauh dari sekolah dan garam secukupnya.

Ucapan Duka Cita dari Pemerintah Aceh atas Berpulang ke Rahmatullah H Saifannur Bupati Bireuen

Kejari Mediasi Pembayaran Tagihan Listrik Pemkab Pidie, Akhirnya Dilunasi Rp 2 M

Pemerintah dan DPR Sepakat Hapus Tenaga Honorer Secara Bertahap

Debu sekam dan garam diaduk dengan air secukupnya, kemudian ditempel merata pada telur bebek.

Dengan diajari ibu guru, murid mengolah sendiri telur bebek menjadi telur asin. Kegiatan mengolah telur asin yang pertama kali dilakukan, Selasa.

“Anak-anak sangat antusias karena telur bebek yang sudah diolah jadi telur asin setelah ditunggu lima atau tujuh hari dimasak sebagai menu makan bersama di sekolah,” kata Risa Muliana.

Melalui kegiatan tersebut, diharapkan anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.

SDIT Manggeng berdiri tahun 2019, murid kelas I sejumlah 18 orang, terdiri dari 7 laki-laki dan 11 perempuan.

Murid SDIT juga dilatih agar memiliki rasa kepekaan sosial melalui kegiatan menyantuni anak yatim/duafa dengan bersilaturahmi langsung ke rumah sasaran.

Risa Muliana menjelaskan, kegiatan menyantuni anak yatim sudah dua kali dilakukan. Pada Sabtu (18/1/2020) lalu, menyantuni Madiati (44), warga Desa Lhueng Baro, Manggeng.

Masdiati merupakan seorang janda menghidupi tiga anak yatim (dua laki-laki dan satu perempuan), setelah suaminya meninggal dunia sekitar 40 hari lalu.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved