Citizen Reporter

Permen Karet Tak Boleh Dibawa Masuk ke Singapura

Singapura memiliki empat bahasa resmi, yaitu bahasa Melayu, Mandarin, Tamil, dan Inggris.

Editor: Mursal Ismail
For serambinews.com
Chairul Bariah 

Singapura memiliki empat bahasa resmi, yaitu bahasa Melayu, Mandarin, Tamil, dan Inggris.

CHAIRUL BARIAH, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Almuslim, Peusangan, Bireuen, melaporkan dari Singapura

Singapura adalah salah satu negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (Asean). 

Organisasi ini didirkan tanggal 8 Agustus 1967 di Kota Bangkok, Thailand.

Lembaga ini bergerak di bidang geopolitik dan ekonomi hasil kesepakatan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Singapura memiliki empat bahasa resmi, yaitu bahasa Melayu, Mandarin, Tamil, dan Inggris.

Tetapi setelah kemerdekaan Singapura dari Malaysia pada tanggal 9 Agustus 1965, maka bahasa resmi yang sering digunakan adalah bahasa Inggris.

VIDEO Mahasiswa Aceh di Wuhan Minta Pemerintah Aceh Pulangkan Mereka dari China

Perjalanan saya kali ini bersama keluarga ke Singapura dipandu oleh travel Bahtera Kembara Holidays.

Kami bergabung dengan wisatawan lain yang berasal dari beberapa negara.

Ada juga wisatawan asal Indonesia selain dari kami, dengan tour leader dari Malaysia.

Pasalnya perjalanan kami dengan jalan darat dari KL Sentral (Kuala Lumpur) menuju perbatasan Malaysia-Singapura melalui Johor Bahru dengan jarak tempuh ± 4,6 jam.

Selesai shalat Subuh kami langsung menuju imigrasi untuk pemeriksaan dokumen, kemudian kami diperkenalkan dengan Encik Jamil sebagai tour guide selama di Singapura.

Safriadi dan Intan Tinggal di Changchun, Datang ke Wuhan untuk Liburan, Kini Tak Bisa Kembali

Pemandangan kota Singapura di malam hari. Foto direkam dari lantai 20 Hotel Novotel Singapore Clarke Quay, Jumat (8/11/2019).
Pemandangan kota Singapura di malam hari. Foto direkam dari lantai 20 Hotel Novotel Singapore Clarke Quay, Jumat (8/11/2019). (SERAMBINEWS.COM/ZAINAL ARIFIN M NUR)

Wisatawan asing yang masuk ke Singapura harus mematuhi beberapa larangan dan apa saja yang dibolehkan.

Misalnya, boleh membawa rokok, tapi tidak lebih dari 19 batang.

Pengunjung juga tidak diizinkan membawa permen karet.

Alasannya untuk menjaga kebersihan kota dan fasilitas umum dari sisa kunyahan permen karet yang umumnya lengket dan menjengkelkan.

Selain itu, konon kabarnya pernah sekali waktu kereta api dan lift di Singapura tidak dapat difungsikan lantaran lengket permen karet.

Dalam perjalanan menuju destinasi wisata utama di Singapura, Encik Jamil bercerita bahwa Singapura memiliki luas ± 772 km2 dengan jumlah penduduk ± 6 juta jiwa.

Jumlah penduduk asli 5 juta jiwa dan pendatang ± 1 juta jiwa.

Penduduk yang menetap di Singapura 76% adalah orang Cina, 22% Melayu, dan sisanya berasal dari beberapa negara lainnya, seperti India dan Arab.

Kasus Anak Tergantung Kaki ke Atas yang Videonya Viral, Polsek Kuta Alam Sudah Periksa 13 Saksi

Air terjun buatan di Jewel Changi Airport Singapura. Foto direkam Jumat (8/11/2019).
Air terjun buatan di Jewel Changi Airport Singapura. Foto direkam Jumat (8/11/2019). (SERAMBINEWS.COM/ZAINAL ARIFIN M NUR)

Negara ini juga tidak memiliki sumber air sendiri.

Selama ini Singapura mengimpor air bersih dari Malaysia berupa air rumah tangga yang disuling dan diolah menjadi air untuk keperluan sehari-hari.

Begitu juga untuk air minum yang lebih baik dari air biasa berdasarkan hasil pengujian laboratorium, juga dinyatakan halal oleh ulama Syekh Tantawi dari Arab.

Mahalnya biaya hidup di Singapura juga sebanding dengan pendapatan pekerja seperti tukang sapu jalanan dan pelayan restoran gajinya 1.200 dolar Singapore (SD) per bulan.

Nilai ini masuk dalam kategori gaji terendah.

Bagi yang pensiun, juga mendapatkan gaji sebesar SD 184.000 sampai dia berusia ± 80 tahun.

Ini Passing Grade Seleksi Kompetensi Dasar CPNS di Nagan Raya

Untuk pekerja yang baru lulus gajinya SD 3.000 per bulan dipotong untuk tabungan 16% dan ditambah oleh majikan tempatnya bekerja 20%.

Pada saat pekerja berhenti, maka seluruh dana yang telah dipotong tadi akan dikembalikan lagi kepada yang bersangkutan.

Singapura adalah salah satu pusat perdagangan dunia, maka tak heran lahan/tanahnya sangat mahal.

Untuk ukuran satu tapak sepatu saja harganya mencapai SD30.000 atau seharga dengan Rp 303.539.405,40.

Untuk satu unit rumah posisinya berada di atas perkantoran yang menjulang tinggi seharga SD60 juta.

Satu hal lagi yang unik tentang kepemilikan tanah di Singapura ini, seseorang hanya boleh memiliki tanah tersebut selama 99 tahun.

Setelah itu, tanah yang ia beli atau kuasai itu wajib dikembalikan kepada pemerintah.

“Adapun kepemilikan kendaraan roda empat juga hanya boleh dimiliki selama 10 tahun saja, setelah itu harus diganti yang baru,” ungkap Encik Jamil.

Akhirnya, sampailah kami di Merlion Park (Taman Merlion), wisata yang wajib dikunjungi jika ke Singapura terletak di One Fullerton dekat Distrik Bisnis Sentral (CBD).

Taman inilah yang menjadi sejarah asal usul nama negara Singapura yang dulu dikenal dengan nama Temasek, berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya sebuah kota yang ada di laut.

Temasek dulunya telah hancur pada abad ke-4 Masehi.

Pulau ini ditemukan kembali pada abad 11 Masehi oleh Pangeran Sang Nila Utama dari Kerajaan Sri Wijaya yang lahir di Palembang, Sumatera Selatan.

Penamaan Singapura pada saat Pangeran Sang Nila Utama berada di sana dia melihat seekor singa yang besar dan berbadan ikan dikenal dengan nama Merlion.

Kemudian dia putuskan untuk memberi nama pulau ini dengan nama Singapura.

Sebuah kata dari bahasa Sansekerta yang berarti “Kota Singa”.

Nah, sejak saat itu yang menjadi simbul negara Singapura adalah singa berbadan ikan (merlion) dengan tinggi 8,6 meter dan berat 70 ton.

“Singapura dulu adalah kampung nelayan, sebagai negara yang memiliki lahan yang sempit terus berupaya membangun gedung-gedung tinggi sebagai pusat bisnis.

Gedung yang dibangun hanya dipertahankan ± 30 tahun saja, kemudian dirobohkan dan dibangun kembali,” ujar Encik Jamil.

Selain itu, ampangan Singapura yang berada di Merlion Park ini juga direncanakan akan menjadi sumber air untuk Singapura pada tahun 2060.

Di bawah komando Encik Jamil, setelah dari Merlion Park, kami menuju Universal Studio Singapore (USS).

Ini merupakan taman hiburan studio terbesar di Asia Tenggara, taman yang bersimbolkan bola dunia plus bintang ini memiliki 24 wahana permainan yang dapat digunakan oleh semua umur.

Taman ini baru dibuka untuk pertunjukan atraksi yang canggih pada pukul 10 waktu Singapore dengan terlebih dahulu membeli tiket.

Pengalaman yang sulit dilupakan adalah ketika kami sempat terpisah dari rombongan karena asyik menyaksikan atraksi dan melihat-lihat aneka tempat yang berada di seputaran USS.

Saya bingung harus bagaimana, kekhawatiran saya semakin memuncak saat kehabisan pulsa handphone sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan tour leader.

Untungnya ananda saya mencari Wi-fi gratis dan langsung menghubungi tour leader.

Kami pun akhirnya dijemput dan bergabung lagi dengan rombongan.

Setelah melewati fase kecemasan, kami pun naik monorail menuju Palawan Beach dengan melewati tiga stasiun pemberhentian.

Waktu yang diberikan untuk naik kereta api ini hanya tiga menit, maka para wisatawan harus tepat waktu.

Palawan Beach mirip Pulau Dewata di Indonesia.

Banyak wisatawan asing dari Eropa melakukan berbagai aktivitas di sini, terlihat juga dari kejauhan beberapa kapal pesiar melintas, termasuk kapal berbendera Indonesia.

Selanjutnya kami mengunjungi Gardens by the Bay yang dipenuhi aneka tanaman bunga dan pohon.

Bahkan ada yang berusia 1.000 tahun.

Terakhir, yang tak kalah menariknya adalah penampilan aneka lampu yang dipadu dengan sinar laser mengikuti alunan musik di Marina Bay Singapore pada malam hari.

Sungguh menyenangkan dan berkesan.

Namun, seberapa pun jauh perjalanan kita, tetap harus kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Kami pun kembali. (chairulb06@gmail.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved