Virus Corona Serang China
Virus Corona Merebak, Warga Manado Tetap Suka Makan Daging Kelelawar, Dimasak Bervariasi
Feibe Tampanguma, warga Karombasan mengatakan, ia dan keluarganya memang suka makan kelelawar.
Satu ekor kelelawar dia jual dengan harga Rp 10.000.
"Kalau waktu akhir pekan bisa 5-7 ekor kelelawar yang terjual.
Mereka yang beli itu percaya bisa mengobati penyakit asma atau sesak nafas," ungkap Nurul.
Selama lima tahun berjualan kelelawar, Nurul mengatakan belum ada pelanggannya yang terindikasi virus yang diduga berasal dari kelelawar tersebut.
Nurul mengatakan, untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, dirinya selalu mengutamakan kebersihan kadang kelelawar.
"Kandang kelelawar selalu saya bersihkan, supaya tetap kelihatan bersih. Makannya saya kasih buah," terang dia.
Lebih jauh, Nurul menyampaikan belum ada penyuluhan maupun pembinaan dari Pemkot Surakarta terkait penyebaran virus corona ke pedagang.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta, Evi Nur Wulandari mengatakan, Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor telah mengambil sempel kelelawar yang ada di Pasar Burung Depok Solo.
Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor.
Menurut Evi, jika hasilnya sudah keluar akan langsung dikirim ke Solo. "Kita tunggu dulu hasil dari Bogor," ungkap Evi.
Diberitakan Kompas.com Sabtu (25/1/2020), virus corona adalah penyakit zoonosis atau yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Dilansir dari Business Insider, penyebaran virus corona bisa terjadi di pasar-pasar yang menempatkan manusia dengan hewan mati atau hidup di tempat yang sama.
Salah satu ilmuwan asal China, Vincent Munster mengindikasikan bahwa virus corona ini adalah virus kelelawar.
Berlainan dengan Munster, kelompok ilmuwan lainnya yang menyunting Journal of Medical Virology, spesies perantara dalam kasus ini diduga adalah kobra China.
Alasannya, analisis genetik lebih lanjut menunjukkan bahwa blok pembangun genetik virus corona Wuhan sangat mirip dengan ular.
Para peneliti berpikir bahwa populasi kelelawar dimungkinkan menginfeksi ular, yang kemudian menularkan virus tersebut kepada manusia.
Masih dari sumber yang sama, satu-satunya cara agar dapat memastikan sumber dari virus ini adalah dengan mengambil sampel DNA hewan-hewan yang dijual di pasar dan dari ular serta kelelawar di daerah tersebut.
• RSUZA Sediakan Ruang Khusus, Untuk Pasien Terpapar Virus Corona
• Suami Pergi Keluar Beli Tali, Saat Pulang Malah Dapati Istri yang Hamil Berzina dengan Oknum Polisi
• Ungkap Fakta di Balik Virus Corona, Pria Wuhan Sebut Banyak Kejanggalan hingga Resiko Ditangkap
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona Merebak, Warga Tetap Gemar Makan Olahan Daging Kelelawar",