Telah Membunuh Miliaran Hewan, Namun Siput ini Lolos dari Kebakaran Hutan Australia, Kok Bisa?
Siput Kaputar, siput merah jambu mencolok ini berhasil lolos dari kebakaran besar di Australia itu.
Seperti dilansir dari The Guardian, habitat satwa di Austarlia sebagian besar telah hangus oleh api, sehingga dengan warna mencoloknya, ancaman predator akan menjadi lebih jambuh.
Kelompok ekologi di Gunung Kaputar memiliki tiga jenis siput karnivora yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.
Kohler menambahkan siput Gunung Kaputar, setidaknya membutuhkan lima tahun untuk pulih dari kebakaran.
Sedangkan keong atau bekicot memakan waktu 20 tahun untuk memulihkan diri.
"Umur keong yang relatif lebih panjang dan mereka cenderung menghasilkan keturunan yang lebih sedikit," imbuh Kohler.
Kohler menegaskan siput dan keong merupakan dasar dari semua ekosistem.
Keduanya adalah sumber makanan dasar bagi banyak mamalia dan burung.
Namun, akibat kebakaran hebat di Australia dan dampak lingkungan yang ada membuat banyak spesies unik terancam kepunahan.
Menurut Kohler, kebakaran hutan bukan satu-satunya ancaman bagi spesies unik.
"Mereka tidak mungkin mampu beradaptasi dengan iklim yang sangat cepat berubah, kemungkinan besar mereka akan punah," sambung Kohler.
Taman nasional Gunung Kaputar masih terkena dampak kebakaran hutan.
Bahkan, taman ini masih ditutup bagi pengunjung hingga 28 Februari mendatang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Spesies Siput ini Lolos dari Kebakaran Hutan Australia, Kok Bisa?"