4 WNI Menolak Pulang dari Wuhan

Tim Pemulangan Pemerintah Indonesia akhirnya berhasil mengevakuasi 238 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan

Editor: hasyim
Grafis
238 WNI langsung diterbangkan kembali ke Pulau Natuna dengan menumpang dua pesawat Boeing 737-400 dan satu pesawat Hercules C130 milik TNI AU 

* Tiga Orang Tak Lolos Screening

* 238 Warga dari Wuhan Tiba di Natuna

JAKARTA - Tim Pemulangan Pemerintah Indonesia akhirnya berhasil mengevakuasi 238 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, termasuk lima tim advance dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing. Mereka diangkut dengan pesawat Airbus A330-300 milik maskapai Batik Air, diterbangkan langsung dari Wuhan menuju Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020).

Seharusnya ada 245 orang yang masuk ke dalam data untuk dipulangkan ke Tanah Air. Namun, empat orang WNI ternyata memilih tetap tinggal di Wuhan. Sementara tiga WNI lainnya tidak dapat dipulangkan lantaran tidak memenuhi persyaratan untuk terbang. ”Pada proses menjelang kepulangan, terdapat empat WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Tiongkok dan tiga WNI tidak dapat memenuhi persyaratan kesehatan untuk terbang,” sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), kemarin.

Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto, mengatakan, empat WNI yang menolak dipulangkan itu lantaran mereka sudah merasa nyaman tinggal di Cina. "Jadi 238 menurut data. Nanti saya akan cek ulang karena mestinya yang hadir di sini 245. Empat orang menyatakan tidak mau berangkat karena lebih nyaman di sana,” kata Terawan di Lanud Raden Sadjad, Natuna, Minggu (2/2/2020). ”Dia lebih kerasan meskipun kita sudah tawarkan semua. Mereka sudah membuat surat pernyataan,” sambungnya.

Sementara tiga orang lainnya batal dievakuasi karena alasan kesehatan. Mereka tak lolos screening oleh Pemerintah Cina. "Tiga orang tak lolos screening yang dilakukan Pemerintah Cina yang meliputi bertahap, tiga tahap mereka harus jalani. Dan itu membuat kita merasa nyaman, bahwa yang berangkat ini sudah dinyatakan oleh Pemerintah Cina bahwa itu orang-orang sehat," jelas Terawan.

Dari Bandara Hang Nadim Batam, 238 WNI itu kemudian langsung diterbangkan kembali ke Pulau Natuna dengan menumpang dua pesawat Boeing 737-400 dan satu pesawat Hercules C130 milik TNI AU. Menurut Terawan, kondisi seluruh WNI tersebut dalam keadaan sehat. Selain itu, lanjut Terawan, seluruh WNI yang sudah tiba di Tanah Air tidak menunjukkan gejala-gejala awal terjangkit virus Corona. Seluruh WNI sudah melewati pemeriksaan kesehatan.

"Dari tes awal, suhunya enggak ada yang naik, enggak ada yang batuk, pilek, sesek. Itu dulu yang penting, karena ini kan corona," lanjut Terawan. Meski demikian, sebut Terawan, pemerintah tetap mewajibkan seluruh WNI yang dievakuasi itu untuk menjalani observasi selama dua pekan. "Itu tidak cukup, kita harus pantau selama dua minggu, kita lihat kita amati. Tadi (kemarin-red), pemeriksaan awal semua sudah dilakukan," kata Terawan.

Menkes berharap seluruh WNI bisa tenang dan enjoy menghadapi masa observasi selama 14 hari ke depan. Sebab, inilah kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai antisipasi terjangkit virus corona setelah pulang dari Wuhan, Cina. Pemerintah juga berharap agar para WNI bisa menerima kondisi lokasi observasi yang disediakan pemerintah.

13 Mahasiswa Aceh

Dari 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, kemarin, 13 orang di antaranya merupakan mahasiswa Aceh yang selama terisolasi karena virus corona di ibu kota Provinsi Hubei, Cina, tersebut. Direktur Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) se-Tiongkok, Mulia Mardi, mengatakan, saat ini mereka bersama WNI lainnya sudah berada di Natuna untuk dikarantina dan menjalani observasi selama 14 hari ke depan.

Menurut data dari Posko Siaga Dinas Sosial Aceh, ke-13 mahasiswa itu adalah Teuku Agusti Ramadhan (Sabang), Maisal Jannah (Aceh Besar), Jihadullah (Banda Aceh), Intan Maghfirah (Banda Aceh), Ory Safwar (Banda Aceh), Siti Mawaddah (Pidie), Alfi Rian Tamara (Aceh Utara), Fadil (Aceh Utara), Siti Sahara (Aceh Tenggara), Hayatul Hikmah (Aceh Utara), Sapriadi (Aceh Barat), Ita Kurniawati (Nagan Raya), dan Yuliannova Lestari (Aceh Tenggara).

Mulia menyebutkan, empat WNI tak mau dievakuasi karena mereka menilai perlakuan dan stigma di Indonesia terlalu berlebihan ketika mereka pulang. “Ada juga yang yakin bahwa daya tahan tubuhnya warga negara tropis seperti Indonesia lebih kuat dibanding warga Cina. Alasan lain, mereka ingin fokus dengan tesis,” pungkasnya.

Tetap menolak

Masyarakat Natuna tetap menolak wilayahnya menjadi lokasi isolasi WNI dari Wuhan. Kemarin, mereka sempat menggelar aksi penolakan yang berujung ricuh. Usai menggelar aksi, masyarakat Natuna kemudian menggelar rapat untuk merencanakan aksi lanjutan pada Senin (3/2/2020) hari ini.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved