Virus Corona Serang Cina

Beda Cara Inggris dan Indonesia Evakuasi Warga dari Wuhan, Jadi Sorotan Pemerintah dan Media Inggris

Dalam proses evakuasi yang berlangsung Minggu (2/2/2020) itu, pemerintah tidak memberi sopir bus dengan pakaian pelindung.

Editor: Faisal Zamzami
montase : The dailymail.co.uk
Cara Pemerintah Inggris mengevakuasi warga mereka dari Wuhan, China, jadi sorotan media Inggris karena dinilai longgar. Media pun membandingkan dengan cara pemerintah Indonesia melakukan proses evakuasi. 

SERAMBINEWS.COM - Cara pemerintah Inggris mengevakuasi warga dari Wuhan, China, kembali ke Inggris, mejadi sorotan media Inggris, The Daily Mail. 

The Mail menyebut pemerintah longgar dalam melindungi petugas yang terlibat dalam proses evakuasi.

Satu hal yang jadi sorotan, adalah bagaimana pemerintah dianggap tidak melindungi sopir bus yang mengangkut warga, setelah turun dari pesawat.

Dalam proses evakuasi yang berlangsung Minggu (2/2/2020) itu, pemerintah tidak memberi sopir bus dengan pakaian pelindung.

Bahkan, mereka juga tidak diberi masker.

S
Proses evakuasi terhadap warga Inggris dari Wuhan jadi sorotan. Sopir bus yang mengevakuasi warga Inggris dari Wuhan, tak memakai masker maupun pakaian safety. (dailymail.co.uk)

Para sopir bus itu mengangkut 11 warga dari pesawat militer Inggris, untuk bergabung bersama 83 warga lain yang sudah menjalani karantina di RS Arrowe Park, sebuah rumah sakit yang berada dekat Liverpool.

Mereka menerima standar berbeda dari petugas medis yang memakai pakaian pelindung lengkap. 

Padahal, sopir bus itu harus membawa rombongan warga yang akan dikarantina, dalam perjalanan darat sejauh 276 kilometer.

Saat dikonfirmasi The Mail Online, juru bicara perusahan bus Horseman Coaches, yang dicarter oleh pemerintah, membenarkan bila sopir mereka tak mendapat pelindung apapun.

Pasalnya, pemerintah memastikan warga yang dievakuasi, aman dari Virus Corona.

Jaminan itu diberikan pemerintah Ingris, karena mereka telah melalui proses filter yang ketat dari pihak Bandara di China.

Pihak Kementerian Kesehatan Inggris juga menyatakan alasan yang sama, mengingat mereka sangat minim bisa tertular virus.

S
Proses evakuasi terhadap warga Inggris dari Wuhan jadi sorotan. Sopir bus yang mengevakuasi warga Inggris dari Wuhan, tak memakai masker maupun pakaian safety. (dailymail.co.uk)

Tak hanya sopir bus, para pilot pesawat yang mengangkut warga Inggris dari Wuhan, China, ini juga tak memakai masker dan pakaian pelindung.

Pakar keamanan mengakui, memakaikan alat pelindung kepada sopir bus, bisa membuat gerak mereka semakin terbatas.

Selain itu, pakaian pelindung ini bisa membuat mereka makin cepat lelah sehingga bisa menimbulkan resiko tak fokus.

The Daily Mail kemudian membandingkan standar perlakuan ini dengan cara Indonesia mengevakuasi WNI dari Wuhan ke Natuna.

Media yang berdiri sejak 1896 ini memperlihatkan bagaimana pemerintah Indonesia sangat ketat dalam memberikan proteksi kepada setiap petugas evakuasi maupun WNI yang dibawa pulang.

S
Proses evakuasi WNI dari Wuhan. (dailymail.co.uk)

Dalam artikel tersebut, publik Inggris pun menyampaikan suara mereka dalam kolom komentar.

Banyak pembaca yang menyebut, standar perbedaan perlakuan antara sopir dan petugas medis ini sebagai hal yang memalukan.

"Tidak ada tindakan pencegahan yang tepat diambil di Inggris, dibandingkan dengan negara lain. Benar-benar aib," tulis seorang pembaca.

Pembaca lain menulis : "Pemilik perusahaan bus itu punya tanggung jawab menjaga kesehatan karyawan mereka. Memalukan,".

Bagaimana Standar Sterilisasi di Indonesia ?

Sementara itu, di Indonesia, Pesawat Airbus 330-300CEO milik maskapai Batik Air yang digunakan untuk menjemput WNI yang ada di China, Sabtu (1/2/2020), menjalani sejumlah tahapan sterilisasi setibanya di Indonesia.

Proses sterilisasi atau pembersihan dilakukan di Bandar Udara Hang Nadim, Batam, setelah semua WNI dipindahkan ke pesawat milik TNI untuk dibawa ke Natuna.

Di Natuna, akan dilakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan mereka secara lebih lanjut. 

Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, proses sterilisasi dilakukan dalam beberapa bentuk dan tahapan mulai Minggu (2/2/2020).

Misalnya, proses pembersihan, sterilisasi, penyemprotan, penggantian saringan udara kabin, hingga perawatan berkala selama beberapa hari.

"Batik Air Airbus 330-300CEO dilakukan penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman, bakteri, virus dan lainnya (disinfectant spray) oleh KKP yang berlangsung kurang lebih 120 menit. Pekerjaan mencakup di kabin, kokpit dan kompartemen kargo bagian bawah pesawat," kata Danang, melalui keterangan tertulis, Minggu.

Setelah disterilisasi, dilakukan penggantian saringan udara pada pesawat.

Hal ini untuk meminimalisasi adanya virus yang tertinggal di sana. 

"Setelah pesawat dilakukan sterilisasi oleh pihak berwenang, KKP dan TNI AU memberikan izin kepada tim BAT untuk melakukan penggantian HEPA (High Efficiency Particulate Air) filter yaitu alat penyaring untuk sirkulasi udara dalam pesawat," ujar Danang.

Prosedur ini, kata dia, sesuai dengan anjuran Airbus.

Sistem HEPA memiliki fungsi yang sangat efektif unyuk menyaring virus dalam sirkulasi udara kabin pesawat.

Setelah dilepas, HEPA akan diserahkan pada pihak berwenang untuk dimusnahkan.

"Semua HEPA filter yang sudah dilepas, selanjutnya dibungkus menggunakan pembungkus khusus untuk diserahkan kepada pihak yang berwenang guna pemusnahan dengan cara dibakar," kata Danang.

Setelah dinyatakan steril oleh KKP,  tahapan terakhir adalah pesawat dengan kode registrasi PK-LDY ini akan ditarik menuju hangar Batam Aero Technic (BAT) untuk mendapat perawatan berkala atau scheduled maintenance.

Saat dihubungi, Senin (3/2/2020) pagi, Danang menekankan, pesawat menjalani jadwal perawatan untuk memastikan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan.

Sementara, mengenai penggunaan pesawat ini untuk penerbangan komersil, hingga saat ini belum ditentukan lagi.

"Untuk pengoperasian penerbangan komersil, akan kami sampaikan berikutnya," ujar Danang.

Seperti diberitakan, pesawat Batik Air dipilih untuk mengevakuasi 238 WNI dari China dengan berbagai pertimbangan.

Salah satunya, maskapai ini memiliki rute penerbangan dari dan ke Wuhan, China. (*)

2 Polisi dan Aparat Desa Diperiksa Untuk Kasus Minyak Oplosan di Lapang

Ustaz Abdul Somad dan Tu Sop Berjumpa di Kuala Lumpur Malaysia, Serius Bicarakan Dakwah

Kontroversi Ganja, Profesor dari Aceh Sebut Ganja Bisa Obati 30 Penyakit, Dari Virus hingga Kanker

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Jadi Sorotan Media Inggris, Beda Cara Inggris dan Indonesia Mengevakuasi Warga dari Wuhan, 

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved