Anak Kuli Bangunan dari Tamiang Ini Divonis Harus Transplantasi Jantung ke Luar Negeri

Jangankan untuk membawa anak mereka berobat ke luar negeri, mencukupi kebutuhan makan sehari-hari saja susah. 

Laporan Nasir Nurdin | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Keceriaan masa remaja tak sepenuhnya bisa dinikmati Bayu Andika (16).

Sejak 10 tahun lalu, Bayu harus berjuang melawan penyakit pembengkakan jantung. 

Dokter memvonisnya harus transplantasi jantung ke luar negeri.

Tutik Suyanti, ibunda Bayu sehari-harinya berjualan nasi sop di depan rumah mereka di Dusun Ar Rahman, Kotalintang, Kecamatan Kualasimpang, Aceh Tamiang.

Perempuan ini hanya bisa pasrah ketika dokter mengatakan putranya harus transplantasi jantung di luar negeri.

• Seolah Tak Berdosa, Pria Ini Menyusuri Jalan Sambil Menenteng Kepala Istrinya yang Baru Dipenggalnya

• Polres Pidie Ringkus 3 Lelaki, Temukan Sabu Disimpan di Kandang Ayam

• Anak Warga Aceh di Malaysia Dibawa Kabur Pengasuh, Murshidah Berharap Bisa Jumpa Kembali dengan Alvi

Sikap pasrah perempuan yang akrab disapa Tuti itu bisa dimaklumi.
Suaminya, Suprianto, ayahanda Bayu hanya kuli bangunan.

Jangankan untuk membawa anak mereka berobat ke luar negeri, mencukupi kebutuhan makan sehari-hari saja susah.

Derita Bayu, harusnya menjadi derita kita.

Namun ‘keharusan’ berbagi tanggung jawab itu hampir tak pernah terjadi.

Buktinya, sudah 10 tahun Bayu ‘menelan’ sendiri deritanya.

Akibat derita itu pula, anak kedua dari tiga bersaudara ini hanya mampu bertahan sekolah hingga kelas 3 SMP.

Selebihnya dia lebih banyak menghabiskan hari-hari sambil terbaring di rumah sakit atau di rumah.

Pada Selasa, 18 Februari 2020, seorang anggota DPRA asal Aceh Tamiang, Nora Idah Nita membezuk Bayu yang kini sedang menjalani perawatan di RSUDZA Banda Aceh.