Berisiko Tinggi Terpapar Virus Corona, Pemerintah Cina Akan Bakar Uang Rp 8,2 Triliun
Permerintah Cina sudah menarik uang sebanyak 600 juta dolarAS atau Rp 8,2 triliun yang dikhawatirkan terinfeksi virus Corona
Permerintah Cina sudah menarik uang sebanyak 600 juta dolarAS atau Rp 8,2 triliun yang dikhawatirkan terinfeksi virus Corona. Kepala bank di Cina juga sudah memerintahkan masyarakat untuk tidak menggunakan uang tunai di wilayah terdampak virus tersebut.
Pemerintah Cina mengumumkan sudah memerintahkan bank-bank untuk segera memeriksa dan mencuci uang kertas. Uang kertas akan diperiksa dengan sinar ultraviolet dan pengukur suhu sebelum disimpan. Uang yang berisiko terpapar virus Corona akan diperlakukan khusus dan akan diserahkan ke Bank Sentral Cina. Surat kabar Pemerintah Cina, Global Times, dalam laporannya menyatakan, uang yang berisiko terpapar tingkat tinggi dengan virus mematikan itu akan dibakar.
Dikutip dari dailystar.com, Rabu(19/2/2020), Pemerintah Cina akan menyiapkan empat miliar yuan uang tunai tambahan yang tidak terinfeksi virus Corona. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan uang di masyarakat. Hingga kini, Permerintah Cina sudah menarik uang dari masyarakat sebanyak 600 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 8,2 triliun yang dikhawatirkan terinfeksi virus Corona. Kepala bank di Cina juga sudah memerintahkan masyarakat untuk tidak menggunakan uang tunai di wilayah terdampak virus corona.
Diproyeksi melambat
Dikutip dari Kompas.com, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam rilis pada 20 Januari 2020, menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Cina tahun ini diperkirakan mencapai 6 persen. Angka tersebut turun 6,1 persen dibanding tahun lalu dan diprediksi terus melambat menjadi 5,8 persen pada 2021 mendatang.
Prediksi senada datang dari Bloomberg. Menurut proyeksi dari Bloomberg, pada kuartal pertama 2020, perekonomian Cina hanya akan tumbuh 4,5 persen. Jika benar, angka ini merupakan yang terendah sejak tahun 1992. Prediksi melambatnya pertumbuhan ekonomi Cina bersamaan dengan merebaknya wabah penyakit yang dipicu virus corona atau Covid-19. Tingkat persebarannya yang begitu cepat turut menebar kekhawatiran bagi pelaku usaha. Cina menyumbang hampir 30 persen bagi pertumbuhan ekonomi global.
Pantauan Serambi di situs thewuhanvirus.com pada Rabu (19/2/2020) pukul 10.00 WIB, jumlah kematian akibat virus corona terkonfirmasi mencapai 2.007 jiwa. Sementara korban yang terinfeksi mencapai 75.151 orang. Sebanyak 29 negara sudah mengonfirmasi warganya terinfeksi virus corona.
Ke 29 negara itu adalah Cina, Jepang, Thailand, Singapura, dan Korea Selatan. Kemudian, Hong Kong, Australia, Jerman, Amerika Serikat, dan Taiwan. Lalu, Makau, Vietnam, Malaysia, Prancis, Uni Emirat Arab, Kanada, India, Italia, Inggris, Rusia, Filiphina, Nepal, Kamboja, Sri Lanka, Finlandia, Swedia, Spanyol, Belgia, dan Mesir.
Semprot uang kertas
Usaha lain Pemerintah Cina untuk menghentikan wabah virus corona adalah menyemprotkan cairan disinfektan ke lembaran uang kertas yang sudah digunakan masyarakat. Upaya ini dilakukan untuk memutuskan penyebaran virus yang mungkin saja menempel di uang yang sempat dimiliki oleh penderita virus bernama resmi Covid-2019 tersebut.
Setelah disemprotkan disinfektan, uang-uang itu kemudian disegel dan disimpan 7 hingga 14 hari tergantung pada tingkat keparahan wabah di wilayah tertentu, sebelum akhirnya diedarkan kembali. Informasi tersebut disampaikan oleh Bank Sentral dalam sebuah konferensi pers seperti dikutip dari Gaurdian Bank-bank menggunakan sinar ultraviolet atau temperatur tinggi untuk menyeterilkan mata uang Cina, yuan.
Deputi Gubernur Bank Sentral Cina, Fan Yifei, mengatakan pihaknya sudah mendesak bank-bank di Cina untuk menyediakan uang kertas baru kepada nasabah kapan pun jika memungkinkan. Bank Sentral sudah membuat "Penerbitan Darurat" untuk mencetak 4 miliar yuan uang kertas baru untuk dikirim ke Provinsi Hubei yang menjadi pusat persebaran virus. Fan mengatakan, pencetakan uang baru harus selesai dilakukan di saat-saat musim liburan Imlek tahun ini.
Ia juga menyebut, langkah ini dimaksudkan untuk mengamankan keselamatan dan kesehatan masyarakat saat menggunakan uang tunai. Meskipun demikian, belum jelas berapa besar upaya ini akan berdampak, mengingat perkembangan uang digital yang makin banyak dijadikan pilihan masyarakat dalam bertransaksi dalam beberapa tahun terakhir.
Permintaan disinfektan virus ini membuat banyak tempat-tempat umum disemprot dengan disinfektan dan meminimalisir terjadinya kontak antar manusia. Akibatnya, apotek dalam banyak wilayah di negara itu kehabisan stok disinfektan dan masker bedah dalam beberapa hari setelah isolasi sejumlah kota diumumkan akhir Januari lalu. Gedung-gedung perkantoran sudah menyediakan tisu di sekitar lift yang bisa digunakan untuk mengelap tombol yang banyak ditekan oleh orang-orang.
Sementara itu, perusahaan transportasi Didi meminta semua pengemudi untuk menyemprotkan disinfektan pada mobilnya setiap hari. Berdasarkan informasi yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus corona bisa tersebar melalui kontaminasi obyek yang terkena cipratan cairan dari tubuh penderita atau memiliki kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi. (serambinews.com/dailystar.co.uk/thewuhanvirus.com/kompas.com)