Pelayanan Publik
Seluruh Pedagang yang Hengkang akan Dikembalikan ke Pasar Babahrot Abdya
Dampak tidak ditertibkannya pedagang ikan basah yang membuka lapak di luar pasar itu, tandasnya, membuat satu persatu pedagang menutup kios dalam komp
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Ansari Hasyim
Plt Keuchiek Gampong Pantee Rakyat, Zakiryah dihubungi Serambinews.com, Senin (17/2/2020) menjelaskan, para pedagang tradisional pindah dikarenakan Pasar Rayat yang baru beroperasi sekitar tiga tahun lalu semakin sepi pengunjung.
“Para pedagang mengaku terus merugi karena pengunjung semakin berkurang. Seluruh pedagang sayur dan kebutuhan dapur rumah tangga akhirnya pindah. Kecuali, dua atau tiga pedagang kain atau pakaian jadi yang masih bertahan ,” katanya.
Dari informasi diperoleh keuchik dari beberapa pedagang bahwa jumlah pengunjung Pasar Rakyat Babahrot terus menurun sampai memasuki awal tahun 2020.
Penyebabnya, para penggalas (muegee) ikan atau pedagang ikan tidak lagi memasarkan ikan basah pada bangku (lapak) pasar ikan yang tersedia dalam kompleks Pasar Rakyat Babahrot.
Penggalas ikan memilih berjualan ikan di lokasi yang sebenarnya di larang, yaitu tepi jalan atau di Simpang Jalan Alue Mantri, Desa Blang Raja.
Bahkan sekarang ini, kata Zakirsyah, para muegee ikan sudah membangun tenda darurat di Simpang Alue Mantri sebagai tempat memasarkan ikan.
Bukan saja pedagang ikan, beberapa pedagang tradisional yang meninggalkan lokasi Pasar Rakyat, juga ikut-ikutan membuka kios sederhana di lokasi Simpang Jalan Alue Mantri.
Penyebab lain, Pasar Rakyat Babahrot selama ini tidak ada Syahbandar (pengurus atau pengelola pasar) yang di-SK-kan mengurus pasar sehingga para pedagang tidak tertib, terutama pedagang ikan berjualan di pinggir jalan.
Padahal, pasar yang lebih refresentatif sudah tersedia.
Kendala tidak ada Syahbandar, menurut Plt Keuchik Gampong Pantee Rakyat, Zakirsyah sudah teratasi setelah dipilih Saudin, belum lama ini.
“Sekarang sedang menunggu dikeluarkan SK oleh Camat Babahrot. Setelah ada keluarga SK yahbandar, maka pedagang akan dikembalikan untuk berjualan di kompleks pasar,” papar Zakirsuah.
Plt Keuchik Gampong Pantee Rakyat itu lebih lanjut menjelaskan, pengembalian pedagang yang sudah meninggalkan lokasi pasar dilakukan secara pelan-pelan.
Dengan melibatkan Camat bersama Anggota Muspika Babahrot, termasuk sangat diharapkan dukungan dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Abdya.
Jika tidak, katanya, pasar yang dulunya diyakini akan berkembang menjadi pusat pasar yang menyediakan beragam kebutuhan masyarakat itu akan terlantar dan tidak terurus.
Sebagai cacatan, Pasar rakyat di Desa Pantee Rakyat, Abdya, sejak April 2019 lalu sudah sepi pengunjung. Dampaknya, sejumlah pedagang dilaporkan bangkrut dan gulung tikar karena tidak memiliki modal untuk memulai usaha baru.
