Demi Buktikan Bumi Datar, Pendukung Teori Flat Earth Tewas dalam Kecelakaan Roket Buatan Sendiri
Pria berusia 64 tahun tersebut akhirnya meninggal dunia setelah roket buatannya mengalami kecelakaan di California.
Akibatnya, roket itu bergoyang-goyang sebentar di udara dan menukik jatuh ke Bumi.
Lokasi kecelakaan hanya beberapa ratus meter dari lokasi peluncuran.
Para polisi yang mendatangi lokasi kejadian kemudian memastikan bahwa Hughes telah meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.
• Mahathir Mohamad Mundur dari PM Malaysia, Tiga Orang Ini yang Berpeluang jadi Penggantinya
Sebelum menjadi astronot amatur, Hughes adalah seorang stuntman yang telah melakukan berbagai hal menegangkan, termasuk melompati mobil limusin.
Dia bahkan memegang Guinness World Records untuk lompatan limusin terjauh.
Terkait teori bumi datar, Darren Shuster yang merupakan juru bicara Hughes berkata bahwa pria tersebut tidak benar-benar mempercayai teori tersebut, meskipun dia percaya teori konspirasi pemerintahan, dan hanya menggunakannya untuk publisitas peluncuran roketnya.
Chapman yang mengikuti karier Hughes juga sependapat.
Dia berkata bahwa peluncuran roket bertenaga uap yang berkali-kali dilakukan oleh Hughes bukanlah untuk membenarkan teori bumi datar, melainkan untuk mendapatkan publisitas dan pembiayaan sebuah rokon, gabungan roket dan balon, yang ingin diciptakannya.
"Itu (rokon) akan membawanya hingga 62 mil dari pinggiran luar angkasa, garis Karman, di mana seperti yang dikatakannya (Hughes), dia ingin melihat bagaimana bentuk planet ini," ujar Chapman.
Roket Pendukung Teori Bumi Datar Akhirnya Meluncur
Perdebatan bumi bulat versus bumi datar terus berlangsung.
Banyak orang kemudian tertarik membuktikannya keduanya.
Salah satunya adalah Mike "Mad" Hughes.
Pria yang mendukung teori bahwa bumi datar tersebut berusaha membuktikan apa yang dipercayainya.
Hughes kemudian berusaha untuk membuat roketnya sendiri. Tapi sebelumnya, roket miliknya dua kali gagal meluncur menyusul larangan dari Badan Manajemen Tanah AS.