Viral Medsos
Kisah Pasutri Bawa Pulang Jenazah Bayi dengan Taksi Online, Sempat Ditolak hingga Nyaris Naik Busway
Melalui akun Facebook pribadi Vebby, kisah ini telah dibagikan 9.490 kali dan menuai reaksi 42.000 warganet per Selasa malam.
"Begitu sampai, pengemudi bilang turut berduka cita. Suami juga kasih tip uang selembaran merah karena sudah mau mengantar kan," kata Vebby.
"Tapi ditolak sama pengemudinya. Dia malah sambil salaman, ngasih uang lembaran merah juga sambil bilang, 'ini buat beli air mawar'," ia menambahkan.
Weimpy kemudian banjir ucapan terima kasih dari pasangan suami-istri tersebut, yang kemudian dibalas, "Tidak apa-apa, nanti juga ada gantinya".
Melalui akun Facebook pribadi Vebby, kisah ini telah dibagikan 9.490 kali dan menuai reaksi 42.000 warganet per Selasa malam.
Rata-rata warganet melontarkan apresiasi terhadap Weimpy yang dinilai telah mengembalikan wajah kemanusiaan di Jakarta.
"Saya cuma bisa berdoa, pengemudinya diberikan rezeki 7 turunan oleh Tuhan," tutup Vebby.
Nyaris Naik Transjakarta
Bayi Muhammad Raka sebelumnya lahir prematur dan didiagnosis mengalami kelainan ritme jantung yang membuatnya mesti rutin diperiksa ke dokter.
Vebby bersama suaminya membawa bayi Raka setelah mengalami sesak napas di rumah.
Saat itu, mereka menggunakan taksi online dari rumahnya di kawasan Cakung, Jakarta Timur.
Singkat cerita, selang 1,5 bulan setelah kelahirannya pada Tahun Baru 2020, bayi Raka mengembuskan napas terakhir.
Petugas jenazah kemudian memberi opsi, membawa jenazah bayi Raka menggunakan ambulans Pemprov DKI Jakarta atau ambulans swasta.
"Mereka bilang, ambulans DKI kemungkinan lama. Ambulans swasta mahal. Sementara ambulans mereka sedang tidak stand by," kata Vebby.
"Dalam posisi kalut gitu, saya berpikir, kalau yang namanya lama itu pasti di atas dua jam. Kalau mahal di atas Rp 300.000. Sementara uang pegangan saya tinggal sekitar Rp 100.000," ia menambahkan.
Pilihan paling efisien akhirnya jatuh ke moda taksi online. Namun, masalah muncul.