Angkat Bicara Soal Wabah Corona, Imam Prasodjo Ungkap Hal Terburuk yang Bisa Dialami Indonesia
Imam menjelaskan, Indonesia memiliki waktu lebih banyak mempelajari Corona ketimbang negara lain.
SERAMBINEWS.COM - Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo angkat bicara soal wabah Corona'>Virus Corona yang telah mennginfeksi ratusan warga Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, Imam Prasodjo bahkan mengungkap kemungkinan terburuk yang bisa saja dihadapi pemerintah Indonesia.
Karena itu, ia mengimbau pemerintah untuk bersiap menghadapi kemungkinan buruk tersebut.
Hal tersebut disampaikan Imam Prasodjo melalui tayangan 'DUA SISI' Kompas TV, Senin (23/3/2020).

Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Imam Prasodjo dalam acara DUA SISI Kompas TV, Minggu (22/3/2020). (YouTube KompasTV)
• Daftar 25 LINK Pengumuman Hasil SKD CPNS 2019, Cek Nama Anda di Sini!
• Kisah Warga Aceh di Jerman Hindari Corona, Sembunyi di dalam Bunker dan Harus Belanja Online
• Ayah Perkosa Anak Selama 13 Tahun: Sehari Dirudapaksa 2 Kali, Terungkap Setelah Korban Menikah
Imam menjelaskan, Indonesia memiliki waktu lebih banyak mempelajari Corona ketimbang negara lain.
"Jadi kita belajar banyak sebetulnya ya sebelum ini datang ke Indonesia," kata Imam.
"Kita udah lihat Wuhan, kita udah lihat Italia, Iran, dan banyak negara lain yang sudah lebih dulu."
Terkait hal itu, Imam lantas menyinggung kemungkinan terburuk yang bakal dihadapi Indonesia.
"Sekarang ini di Italia, bukan bermaksud menakut-nakuti, tapi prepare for the worst, siapkan yang terburuk," jelas Imam.
"Kalau orang membeludak datang dan kemudian tenaga medis enggak cukup, itu harus dilakukan apa?"
Lebih lanjut, Imam menyoroti jumlah rumah sakit yang disiapkan pemerintah untuk menangani Corona.
Ia menilai, rumah sakit tersebut masih jauh dari kurang untuk menangani pasien Corona di seluruh Indonesia.
"Kan sulit sekali, sekarang pemerintah harus memastikan semua rumah sakit, mungkin 12 kurang," ujarnya.
"Republik gede apa bisa itu menampung begitu banyak? Kemudian tempat perawatan, apa cukup itu tenaga yang harus menahan? Apa dia tahu?"