Kota Xiaogan Di-lockdown Pemerintah, Bayi 1,5 Tahun Ditemukan Tewas, Diduga karena Kelaparan

Bayinya dinyatakan meninggal dunia di rumah. Namun polisi tidak menyebut secara pasti penyebab kematian bayi itu.

Editor: Amirullah
AsiaWire/Daily Star
Sebuah video beredar di media sosial memperlihatkan paramedis memakai ADP membawa jasad bayi 1,5 tahun yang ditemukan meninggal dunia di rumahnya. 

SERAMBINEWS.COM - Sebuah video beredar di media sosial memperlihatkan paramedis memakai APD membawa jasad bayi 1,5 tahun yang ditemukan meninggal dunia di rumahnya.

Seperti yang dilansir Daily Star, kejadian itu terjadi di Kota Xiaogan, Hubei.

Terlihat sekitar 7 orang petugas medis yang mengeluarkan tiga plastik besar dari sebuah rusun.

Beberapa warga melihat dari kejauhan saat petugas medis memasukkan jasad ke dalam mobil.

Seorang pria terdengar berkata, "Kau lihat itu? Anak kecil mati kelaparan di wilayah Lisi."

"Ada bau tak sedap saat petugas membawa jasad itu dengan kantung plastik."

"Dokter akan datang untuk mendisinfektasi area."

Agar Perekonomian Tak Jatuh Karena Corona, Ekonom INDEF Sarankan Pangkas Gaji dan Tunjangan Pejabat

Antisipasi Corona, Pemkab Aceh Selatan Perketat Pengawasan di Perbatasan

Jalani Perawatan Karena Positif Corona Sejak Pekan Lalu, Guru Besar Farmakologi UGM Meninggal Dunia

()

Bayi 1,5 Tahun Ditemukan Tewas di Kota Xiaogan yang Di-lockdown Pemerintah, Diduga karena Kelaparan

Diketahui anak berusia 1,5 tahun itu tinggal bersama ibunya bernama Deng.

Kepolisian Xiaogan pertama kali menyadari ada yang beres ketiga petugas mencium bau tak sedap saat mereka mengantar kebutuhan pokok di rusun itu pada tanggal 14 Maret lalu.

Petugas memaksa masuk ke dalam rusun dan membawa ibu si bayi ke kantor polisi.

Dipercaya bayi itu sudah meninggal 10 hari sebelum ditemukan petugas.

Dalam investigasi awal yang dilakukan polisi, Deng diketahui membesarkan anaknya sendirian setelah bercerai dari suaminya.

Bayinya dinyatakan meninggal dunia di rumah.

Namun polisi tidak menyebut secara pasti penyebab kematian bayi itu.

Media lokal menyebut penyebab kematian diduga karena kelaparan.

UN 2020 SD hingga SMA Ditiadakan, Kelulusan Siswa Ditentukan Nilai Raport

Angkat Bicara Soal Wabah Corona, Imam Prasodjo Ungkap Hal Terburuk yang Bisa Dialami Indonesia

()

Bayi 1,5 Tahun Ditemukan Tewas di Kota Xiaogan yang Di-lockdown Pemerintah, Diduga karena Kelaparan

Menurut polisi, Deng tidak terlihat mengalami penyakit mental.

Di dalam rusun, polisi menemukan beras, sayur, susu bayi.

Air, listrik, dan pemanas ruangan masih menyala dengan baik.

Menurut warga setempat, Huang, relawan tetangga sebenarnya telah memperhatikan situasi Deng.

Namun mereka gagal memberikan perhatian sosial yang efektif.

Deng selama ini dibantu oleh relawan lokal.

Ia diberi donasi berupa uang, makanan dan pakaian.

Namun wabah virus corona membuat segalanya sulit.

RS Kekurangan Ventilator, Pasien Virus Corona Usia di Atas 60 Tahun Direlakan Meninggal

Huang berkata:

"Pengembang yang membangun wilayah kami bangkrut 20 tahun lalu.

Kami tidak memiliki otoritas pengelola sejak saat itu.

Komite pemerintah daerah dibentuk baru-baru ini."

Huang mengatakan bahwa komite telah berjuang untuk lebih memperhatikan warga sejak virus corona menyerang.

"Selama wabah, komite telah menangani masalah, tetapi komite hanya terdiri dari pejabat dan sukarelawan tingkat rendah."

Xiaogan, kota berpenduduk 5 juta orang, telah dikunci sejak 24 Januari lalu, bersama dengan lebih dari 50 juta lainnya yang berada di provinsi Hubei, China.

Kejadian serupa anak meninggal dunia karena terlantar juga pernah terjadi pada Januari lalu.

Bocah penyandang disabilitas di Huahe, China meninggal dunia pada 29 Januari 2020 setelah ditinggal 6 hari di rumah tanpa perawatan yang memadai.

Anak laki-laki bernama Yan Cheng itu hanya tinggal bertiga di rumah bersama ayah dan adiknya.

Ibunya telah lama meninggal dunia.

Namun ayah dan adik Cheng dikarantina sejak 24 Januari 2020 karena menunjukkan gejala virus corona.

Seperti yang diberitakan Beijing Youth Daily via SCMP, Yan Cheng menderita kelumpuhan otak.

Ia tidak bisa bergerak dengan leluasa dan butuh perawatan penuh.

()

Yan Cheng Weixin/SCMP

Sebelumnya, pada tanggal 17 Januari, Cheng beserta ayah dan adiknya yang penyandang autisme pergi dari Wuhan ke Huahe untuk merayakan Tahun Baru Imlek.

Sang ayah (Yan Xiaowen) mengalami demam tiga hari kemudian, begitu pula dengan adiknya.

Ayah dan adik Cheng kemudian terpaksa dikarantina, meninggalkan dirinya sendirian di rumah tanpa penanganan yang layak.

Petugas setempat sebenarnya telah diberi kepercayaan untuk merawat Cheng.

Namun ayah Cheng ragu petugas bisa merawat dan memenuhi kebutuhan anaknya.

Ia pun meminta bantuan di media sosial Weibo pada 28 Januari 2020.

()

Yan Cheng (SCMP)

Ayah Cheng menulis:

"Saya memiliki dua anak laki-laki disabilitas."

"Anak tertua saya, Yan Cheng, mengalami lumpuh otak."

"Ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, berbicara, atau merawat dirinya sendiri."

"Ia sudah berada di rumah sendirian selama hampir 6 hari."

"Tidak ada yang memandikannya, mengganti pakaiannya."

"Ia juga tak punya sesuatu untuk dimakan atau diminum."

Bersamaan dengan postingan itu, ayah Cheng juga mengunggah foto anaknya, informasi medis anaknya, serta screenshot 10 panggilan antara ayah Cheng dan petugas di desa.

"Pemerintah dan rumah sakit tidak memiliki pakaian pelindung untuk dibagikan."

"Saya khawatir anak saya akan mati."

"Tolong semuanya, tolong kirim pakaian pelindung ke Desa Yanjia di Huahe."

Sebagian besar tempat di China telah diisolasi demi mencegah penyebaran virus corona.

Petugas telah berencana mengirim Yan dan Cheng ke hotel untuk dikarantina sehingga Cheng bisa dirawat di tempat yang sama dengan ayahnya.

Namun sebelum Cheng dipindahkan, ia sudah meninggal dunia.

Laporan juga mengatakan bibi Cheng memberinya makan tiga kali dan mengganti pakaiannya dua kali selama periode waktu 6 hari itu.

Tapi ia sendiri tidak bisa sering-sering mengunjungi Cheng karena mempertimbangkan kondisi kesehatannya sendiri.

Terakhir kali bibi Cheng berkunjung, kondisi Cheng saat itu sudah menyedihkan.

"Ia berbaring di kursi dengan kepala menggantung. Wajah dan mulutnya kotor, begitu pula dengan selimutnya."

"Saya membersihkan wajah dan mulutnya dengan air hangat, mengganti pakaiannya dan memberinya air serta semangkuk nasi, tapi ia sudah tak bisa makan lagi," ujar sang bibi.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bayi 1,5 Tahun Ditemukan Tewas di Kota Xiaogan yang Di-lockdown Pemerintah, Diduga karena Kelaparan

Penulis: Tiara Shelavie

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved