Sudah Saatnya Aceh Lakukan Lockdown, Budayawan: Jangan Takut Ikuti Jejak Papua
Ini semua menjadi tanggung jawab kita bersama, Pemerintah Aceh dan rakyat Aceh. Jika dilakukan lockdown, rakyat bersama Pemerintah Aceh.
Sudah Saatnya Aceh Lakukan Lockdown, Budayawan: Jangan Takut Ikuti Jejak Papua
Laporan Yocerizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Budayawan Aceh, Tarmizi A Hamid, menilai sudah saatnya Aceh menerapkan lockdown. Menutup semua akses pintu keluar masuk, kecuali untuk barang-barang kebutuhan.
Lockdown itu ia nilai penting untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus Corona (Covid-19). Apalagi, salah satu pasien yang meninggal dunia beberapa hari lalu telah terkonfirmasi positif terinfeksi.
“Korban virus mulai berjatuhan. Saatnya Pemerintah Aceh melakukan lockdown. Kalau tidak, korban akan terus berjatuhan,” katanya kepada Serambinews.com, Kamis (26/3/2020).
Kebijakan Pemerintah Aceh saat ini yang menutup tempat-tempat keramaian, meliburkan sekolah, dan mengimbau masyarakat agar melakukan isolasi diri di rumah ia nilai sudah sangat tepat.
Hanya saja menjadi percuma jika pintu keluar masuk Aceh tidak ditutup, baik itu di perbatasan Sumut-Aceh, pelabuhan, dan bandar udara.
• Satu PDP Aceh yang Meninggal Positif Corona, Direktur RSUDZA: Kita Harus Waspada Tingkat Tinggi
• Harga Sembako Terus Melambung, Pemprov Diminta Lakukah Hal Ini
• 14 Tenaga Medis di Lhokseumawe yang Rawat Pasien PDP Positif Corona Masih Jalani Isolasi Mandiri
“Jika pintu keluar masuk itu tidak ditutup, ya sama saja seperti kita menampung air dalam keranjang,” imbuh kolektor naskah kuno ini.
Pria yang akrab disapa Cek Midi ini menambahkan, Pemerintah Aceh tidak perlu takut mengikuti jejak Papua yang telah melakukan lockdown di daerahnya.
“Ini semua menjadi tanggung jawab kita bersama, Pemerintah Aceh dan rakyat Aceh. Jika dilakukan lockdown, rakyat bersama Pemerintah Aceh,” tegasnya.
Pemerintah Aceh lanjut dia lagi, tidak perlu terlalu khawatir rakyat akan kelaparan, karena rakyat Aceh sudah teruji menghadapi berbagai kesulitan dan bencana.
“Rakyat Aceh tidak akan lapar. Masih banyak cara bisa dilakukan. Kita pernah didera konflik berkepanjangan, tapi tak pernah kita dengar ada rakyat Aceh yang meninggal dalam kelaparan,” pungkas Cek Midi.
Meski demikian, Pemerintah tidak pula serta merta berlepas tangan. Berbagai kebijakan untuk membantu meringankan beban masyarakat di masa lockdown tetap harus dipikirkan.(*)
• Aceh Perpanjang Masa Darurat Corona, Hingga 29 Mei 2020
• Tenaga Medis Protes RSUD Nagan Jadi Rujukan
• Najwa Shihab Bertanya: Benarkah Virus Corona Tentara Allah? Ini Jawaban Quraish Shihab