Wabah Corona
Dalam Sehari, Israel Umumkan 342 Kasus Baru Virus Corona, Total Sudah Melampaui 3.000
Dua lagi pasien COVID-19 meninggal dalam semalam, meningkatkan jumlah kematian Israel menjadi 10.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM, JERUSALEM - Jumlah kasus virus corona di Israel telah meningkat menjadi 3.035 setelah 342 kasus baru dikonfirmasi selama 24 jam terakhir, kata Kementerian Kesehatan negara itu, Jumat (27/3/2020).
Sebuah pernyataan kementerian yang dikutip oleh Otoritas Penyiaran Israel mengatakan, 49 pasien dalam kondisi kritis.
Ia menambahkan bahwa dua lagi pasien COVID-19 meninggal dalam semalam, meningkatkan jumlah kematian Israel menjadi 10.
Pada hari Jumat, tentara Israel mengumumkan bahwa 500 tentara akan mulai membantu polisi mulai hari Minggu (29/3/2020).
Keterlibatan tentara ini dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah pemerintah untuk membendung penyebaran virus.
Langkah-langkah yang diambil oleh Israel termasuk menutup kafe, restoran, hotel, pusat perbelanjaan, dan tempat hiburan lainnya.
Pekan lalu, pemerintah Israel memutuskan untuk melacak pasien coronavirus yang dikonfirmasi dan diduga, dengan memantau ponsel mereka.
• BREAKING NEWS - Mulai Hari Ini Aceh Selatan Berlakukan Lockdown Sampai 29 Mei
• Seekor Orangutan Bantu Menggosok Kandang di Kebun Binatang Untuk Cegah Covid-19
• Ahli Kesehatan: Penggunaan Lensa Kontak dapat Meningkatkan Peluang Terkena Covid-19
Kondisi Gaza Mengkhawatirkan
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan adanya 7 kasus baru COVID-19 yang terdeteksi di jalur Gaza.
Tujuh kasus baru yang terdeteksi pada hari Rabu adalah semua pejabat keamanan, yang menjaga fasilitas karantina di kota Rafah di perbatasan Mesir.
Sebelumnya, atau awal pekan ini, dua lelaki yang kembali dari Pakistan dinyatakan positif.
Mereka segera diisolasi di fasilitas karantina di kota Rafah, tempat 7 kasus baru ditemukan.
Dengan sembilan kasus coronavirus atau COVID-19 terdeteksi di Jalur Gaza Palestina sejauh ini, para ahli memperingatkan bencana yang akan terjadi di wilayah berpenghuni dua juta penduduk di bawah blokade Israel.
Sebuah garis perak adalah bahwa orang yang terinfeksi tidak diizinkan memasuki Jalur Gaza.
Mereka dihentikan di perbatasan Mesir dan dikarantina di rumah sakit lapangan di kota Rafah.