Update Corona di Aceh
Dampak dari Virus Corona, Bisnis Hotel di Banda Aceh Nyaris Tutup, Mulai Merumahkan Karyawan
Sejumlah usaha bisnis perhotelan di Banda Aceh nyaris tutup dan terancam mengalami kerugian pada April 2020
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Sejumlah usaha bisnis perhotelan di Banda Aceh nyaris tutup dan terancam mengalami kerugian pada April 2020.
Hal itu dikarenakan jumlah tingkat hunian hotel sejak pertengahan Maret sampai saat ini menurun drastis akibat dampak dari virus corona yang sedang mewabah di seluruh dunia.
Dalam upaya mencegah penyebaran virus itu, Pemerintah Aceh juga mengeluarkan surat Keputusan Gubernur tentang larangan pengadaan berbagai acara dan even, serta melarang masyarakat berkumpul dalam keramaian.
General Manager Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, Bambang Pramusinto yang dikonfirmasi Serambinews.com, Kamis (2/4/2020) mengaku tingkat hunian kamar di hotel tersebut menurun drastis dan nyaris tutup.
Bahkan juga ada hotel-hotel lain yang sudah tutup.
• Dampak Corona, Omzet Pengusaha Ayam Penyet di Aceh Timur Anjlok
Penurunan yang terjadi di Kyriad Muraya sudah terjadi sejak 16 Maret 2020 setelah adanya Surat Keputusan Gubernur yang melarang diadakannya even untuk saat ini.
"Kalau kita banyak mengadakan even, karena even tidak ada, akhirnya tamu tidak jadi datang dan menginap di hotel kita, semua di-cancel," kata Bambang.
• Petugas Puskesmas Ingin Jaya Gunakan APD Lengkap Jemput Wanita Misterius yang Lari ke Kantor Serambi
Ia menyebutkan dari 126 kamar di Hotel Kyriad Muraya yang terisi hanya 8 sampai 10 kamar pada Kamis (2/4/2020).
Sementara untuk hari selanjutnya hingga 11 April 2020 jumlah tamu yang menginap mengalami penurunan.
"Besok sampai 11 April turun jumlahnya, dan 12 April sampai akhir April kosong.
Artinya memang tidak ada yang huni satupun kamar hotel.
Omsetnya bukan lagi turun, kita merugi di bulan April ini. Sudah pasti kita merugi, tidak tahu nanti di bulan Mei," sebutnya.
• Dampak Cegah Corona, Harga Bumbu Dapur di Pasar Inpres Tapaktuan Turun, Pembeli juga Berkurang
Selain itu, ia juga menyampaikan karyawan yang sudah habis kontrak maka tidak diperpanjang lagi.
Pihaknya juga sudah mulai merumahkan karyawan dengan sistem masing-masing karyawan mendapatkan 18 hari cuti dan tidak dibayar.
"Setelah 18 hari itu masuk lagi bekerja secara bergantian dengan teman lainnya.
Itu merata semua kita berlakukan ke 85 orang karyawan. Dalam sehari ada beberapa orang yang cuti, dan sudah diatur sesuai departmen masing-masing," sebutnya.
Dalam menghadapai situasi seperti saat ini ditengah wabah virus corona dan tingkat hunian hotel yang menurun drastis, dikatakan Bambang, yang dapat dilakukan pihaknya adalah menekan biaya sekecil mungkin untuk mengoperasikan hotel tersebut.
Hal senada juga disampaikan General Manager Ayani Hotel Banda Aceh, Arief Fachri terkait penurunan tingkat hunian hotel akibat dampak dari virus corona.
• Ketua Komisi II DPRK Aceh Besar Minta Pertamina Pastikan Gas Melon Aman Selama Covid-19
"Pastinya berpengaruh sekali dengan wabah virus corona ini terhadap usaha perhotelan. Okupansi drop banget," sebutnya.
Ia menyampaikan pada hari-hari biasa kamar hotel terisi 80 sampai 100 persen, namun sekarang hanya 5 persen bahkan terkadang 2 persen.
Dari 107 kamar hotel yang dimiliki saat ini terisi 5 sampai 7 kamar.
Menurut Arief, hal itu sudah terjadi sejak dua minggu terakhir sejak dikeluarkan imbauan tidak diperbolehkan ada keramaian dan usaha bisnis hotel mulai drop.
Terlebih selama ini, hotel yang dipimpinnya itu banyak mengadakan berbagai even.
"Semua even yang sudah dibooking di-cancel semuanya," katanya.
Agar dapat bertahan ditengah kondisi seperti ini, Arief mengatakan pihaknya menyesuaikan dengan jumlah karyawan, hanya beberapa karyawan yang masuk dan selebihnya dicutikan. (*)
• Memerahkan Jari Dengan Daun Inai Dipercaya Bisa Cegah Corona, Benarkah?