Warga Keluhkan Pemberlakuan Jam Malam: Suasananya Mirip Ketika Aceh Masih Dilanda Konflik

Pemberlakuan jam malam di Aceh ini mengingatkan kita semua tentang masa darurat militer di Aceh

Penulis: Yocerizal | Editor: Yocerizal
SERAMBI/HENDRI
Tim gabungan yang terdiri dari anggota polisi dan TNI menertibkan pedagang yang masih berjualan di kawasan Ulee Kareng, pada malam pertama penetapan maklumat jam malam di Kota Banda Aceh, Minggu (29/3/2020). Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh, telah mengeluarkan maklumat bersama pemberlakukan jam malam untuk mengantisipasi penyebaran virus corona di Aceh. 

Warga Keluhkan Pemberlakuan Jam Malam: Suasananya Mirip Ketika Aceh Masih Dilanda Konflik

Laporan Yocerizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM,BANDA ACEH – Upaya mencegah keramaian dan pemberlakuan jam malam di Aceh kini banyak dikeluhkan masyarakat.

Tindakan aparat keamanan terkesan berlebihan, yang dikhawatirkan justru memunculkan trauma masa lalu ketika Aceh masih dilanda konflik.

“Susah sekali sekarang, jualan saja nggak bisa, lebih parah dari konflik dulu,” keluh seorang pedagang kopi di Kecamatan Syiahkuala, Banda Aceh, kepada Serambinews.com, Kamis (2/4/2020).

Ia memaklumi imbauan agar tidak membuat keramaian. Karena itulah pihaknya berjualan kopi sistem take away, bungkus dan bawa pulang.

Tapi itu pun ia mendapat teguran keras dari pihak keamanan. “Tadi sekitar jam 11 siang ada polisi datang, marah-marah,” gerutunya.

Hal yang sama juga diutarakan Ketua Yayasan Aceh Kreatif, Delky Nofrizal Qutni. Ia melihat sendiri para pedagang yang mendapat perlakuan kasar, seperti dipukul pakai rotan atau ditendang.

Ini Beda Jam Malam di Aceh dengan Lockdown di Malaysia, Pilih yang Mana?

Kepala Ombudsman Nilai Penerapan Jam Malam di Aceh Offside dan Over Acting

Ini Isi Maklumat Bersama Pemberlakukan Jam Malam di Aceh

“Aceh seperti sedang kembali bertransformasi ke era konflik dulu, ini tidak boleh terjadi,” imbuhnya.

Delky melanjutkan, para pedagang sekarang kebingungan. Mereka dihadapkan pada situasi pelik, di satu sisi dilarang berjualan, tetapi disisi lain mereka memiliki keluarga di rumah yang harus diberi makan.

“Harus ada solusi konkret dari Pemerintah Aceh untuk para pedagang kecil. Jangan sampai keluarga mereka di rumah kelaparan,” imbuhnya.

Ia juga menyorot pemberlakuan jam malam, dimana banyak jalan-jalan utama dalam kota yang diblokir.

Hal ini membuat masyarakat yang bekerja malam atau ada keperluan tertentu yang mendesak menjadi kesulitan. Terlebih aparat kemanan terkesan arogan.

“Pemberlakuan jam malam di Aceh ini mengingatkan kita semua tentang masa darurat militer di Aceh,” ucapnya.

Mengharukan, Kisah Sopir Taksi Asal Aceh Utara Ini di Jakarta, Seharian Hanya Dapat Satu Penumpang

Senator Aceh, Antisipasi Covid-19, Syekh Fadhil Rahmi Desak Kemenhub Tutup Sementara Bandara SIM

Presiden AS Donald Trump Ragukan Data Kasus Virus Corona di China

Kondisi ini lanjut Delky, akan membuat masyarakat trauma, apalagi melibatkan aparat keamanan yang sebagian ada yang bersenjata lengkap.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved