Update Corona di Aceh

ARC Unsyiah Mampu Produksi Hand Sanitizer untuk Kebutuhan Seluruh Aceh

Atsiri Research Center Universitas Syiah Kuala (ARC) Unsyiah Banda Aceh kini semakin memantapkan diri sebagai produser utama hand sanitizer di Aceh

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/YARMEN DINAMIKA
Kepala ARC Unsyiah, Dr Syaifullah Muhammad MEng memegang hand sanitizer produk ARC dengan latar belakang tangki pengaduk hand sanitizer bantuan Bank Aceh Syariah. Foto diabaikan Selasa (7/4/2020) sore di Kantor ARC Unsyiah Darussalam, Banda Aceh. 

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Atsiri Research Center Universitas Syiah Kuala (ARC) Unsyiah Banda Aceh kini semakin memantapkan diri sebagai produser utama hand sanitizer (pembersih tangan) di Aceh.

Lembaga riset yang ditetapkan Kemenristekdikti sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) di Unsyiah ini terus meningkatkan jumlah produksinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Aceh terhadap hand sanitizer (HS) yang meningkat tajam di masa penularan pesat virus corona saat ini.

Kepala ARC Unsyiah, Dr Syaifullah Muhammad M. Eng optimis lembaga yang dipimpinnya itu mampu memproduksi HS dalam jumlah yang lebih banyak lagi sehingga terpenuhi kebutuhan para pengguna HS di seluruh Aceh.

Tiba-Tiba Sopir Meninggal Dunia saat Kemudikan Mobil di Aceh Timur, Ini Penyebabnya

Optimisme Syaifullah Muhammad cukup beralasan karena ARC Unsyiah kini memiliki tiga tangki pengaduk HS berskala besar, satu sumbangan Bank Aceh Syariah, dua lagi sumbangan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Aceh.

Sumbangan Bank Aceh Syariah telah diserahkan Selasa, 7 April 2020.

Sedangkan sumbangan BI akan diserahkan oleh Kepala Bank Indonesia Perwakilan Aceh, Zainal Arifin Lubis pada medio April 2020

"Dengan adanya tiga tangki pengaduk ini, insyaallah ARC mampu menghasilkan 1.500 liter atau 1,5 ton hand sanitizer per jam," kata Syaifullah saat ditanyai Serambinews.com di ruang kerjanya, Selasa (7/4/2020) sore.

Usai Pencabutan Jam Malam Banyak Warga Nongkrong di Warkop, Begini Tanggapan Pemerintah Aceh

Sebelum adanya tiga tangki pengaduk HS tersebut, ARC Unsyiah hanya mampu menghasilkan 100 liter HS per hari.

Tapi kini angkanya akan berlipat ganda karena mesin pengaduk tersebut masing-masing berkapasitas 500 liter per jam.

"Dari satu tangki pengaduk dapat dihasilkan 5.000 botol hand sanitizer ukuran 100 ml sekali produksi.

Dan ini siap kita distribusikan ke seluruh Aceh dengan merek U-Hansa dalam berbagai ukuran dan harga yang terjangkau," kata Dosen Prodi Kimia pada Fakultas Teknik Unsyiah ini.

Ribuan Warga Pidie Pulang Kampung, Ini Dilakukan Keuchik, Camat Hingga Warga Bekas Perantau Itu

Ia tambahkan, ARC saat ini memproduksi HS utk membantu masyarakat mendapatkan HS yang langka di pasaran, terutama semasa mewabahnya Covid-19.

Pekan lalu ARC Unsyiah juga membagi-bagikan secara gratis 2.000 botol HS kepada pemulung, sipir, dan kelompok lainnya yang rentan terinfeksi virus corona.

ARC kini sedang mengurus semua izin yang diperlukan Agar HS U-Hansa dapat diproduksi dalam skala komersial. Termasuk produksi disinfektan.

"Jami sudah ajukan permohonan izin ke Dinkes Aceh dan tim Dinkes sudah meninjau lokasi produksi U-Hansa.

Insyaallah dalam waktu dekat kita akan peroleh izin edar dan bisa kita produksi dalam skala besar, khususnya untuk kebutuhan rumah sakit, puskesmas, dan klinik se-Aceh juga masyarakat Aceh pada umumnya," ujar Syaifullah.

Menag Tiadakan Shalat Tarawih di Masjid, MPU Aceh: Ini Bertentangan Dengan Prosedural Kesehatan

Selain menghasilkan HS di masa prahara corona ini, ARC Unsyiah rutin menghasilkan produk utama, yakni minyak atsiri dengan berbagai produk turunannya, seperti minyak nilam, minyak serai wangi, dan minyak kayu putih kualitas ekspor.

Sampai saat ini, kata Syaifullah, Indonesia mengekspor sekitar 90% kebutuhan minyak nilam dunia atau sekitar 1.500 ton per tahun ke mancanegara, seperti Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Singapura, Timur Tengah, dan lain-lain.

Kepala ARC Unsyiah, Dr Syaifullah Muhammad MEng bersama stafnya di ruang produksi hand sanitizer. Foto diabaikan Selasa (7/4/2020) sore di Kantor ARC Unsyiah Darussalam, Banda Aceh.
Kepala ARC Unsyiah, Dr Syaifullah Muhammad MEng bersama stafnya di ruang produksi hand sanitizer. Foto diabaikan Selasa (7/4/2020) sore di Kantor ARC Unsyiah Darussalam, Banda Aceh. (SERAMBINEWS.COM/YARMEN DINAMIKA)

"Dan minyak nilam Aceh sangat disukai oleh market internasional karena keunikan karakteristiknya seperti kandungan patchouli alkohol yang tinggi, yaitu 32-34%.

Hanya saja, selama ini yang diekspor adalah crude oilnya, sehingga nilai tambahnya justru didapatkan oleh luar negeri juga," ungkap Syaifullah.

Namun, dalam tiga tahun terakhir, lanjut Syaifullah, ARC Unsyiah telah mengembangkan berbagai produk turunan atsiri khususnya nilam.

Sebagian minyak nilam yang ditingkatkan kualitasnya di ARC menggunakan mesin distilasi molekuler dan fraksinasi bantuan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Sopir Taksi Online Nangis Curhat ke Jokowi, Tak Diberi Dispensasi Cicilan Selama Pandemi Corona

Kemudian, minyak nilam tersebut diolah menjadi parfum merek Neelam yang mulai gencar dipasarkan ke seluruh Aceh dan luar Aceh dalam harga terjangkau.

Per bulan, sebut Syaifullah, ARC rata-rata menghasilkan 1.000 botol parfum dengan varian Cadenza (green tea-nilam), Citna (citrus-nilam), Coffee (kopi-nilam), Janna (jambu-nilam), dan Jeumpa (jeumpa-nilam).

ARC Unsyiah juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan Prancis dan swasta masional untuk ekspor minyak nilam Aceh.

"Unsyiah telah menandatangani MoU dengan Payand Bertrand Prancis, Natgreen Prancis, dan PT Haldin Pasifik Semesta dalam pengembangan industri nilam Aceh," sebut Syaifullah.

Saat ini, kata Syaifullah, ARC dibantu oleh Badan Bisnis Unsyiah sedang mempersiapkan kelembagaan bisnis profesional untuk peningkatan income generating kampus dan masyarakat, terutama para petani nilam. (*)

Bank Aceh Syariah Serahkan Tangki Pengolahan Hand Sanitizer, Sekali Produksi Bisa Hasilkan 500 Liter

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved