Berita Banda Aceh

Rumah Berukuran Kecil ‘Booming’, Khusus Type 28 dan 30

Rumah berukuran kecil bersubsidi pemerintah, termasuk model cluster sangat diminati oleh pekerja informal dalam beberapa tahun terakhir ini.

Penulis: M Nur Pakar | Editor: M Nur Pakar
Foto: Dok Apersi Aceh
Rumah berukuran kecil terus dibangun di kawasan Cot Puklat dan Lamsiem, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar. Foto direkam pada Maret 2020. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Rumah berukuran kecil bersubsidi pemerintah, termasuk model cluster sangat diminati oleh pekerja informal dalam beberapa tahun terakhir ini.

Rumah dengan type 28/80 m2, yakni luas rumah 28 m2 dan tanah 80 m2, dan type 30/90 m2, luas rumah 30 m2 dan tanah 90 m2.

Harga yang ditawarkan sebenarnya terjangkau, apalagi ada subsidi dari pemerintah, yakni Rp 124 juta untuk type 28 m2 dan Rp 145 juta untuk type 30.

Properti Makin Diminati

Rumah ini dibangun oleh anggota Asosiasi pengembang perumahan dan permukiman seluruh Indonesia (APERSI) di kawasan Lamsiem dan Cot Puklat , Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar yang berjarak sekitar 12 km dari pusat Kota Banda Aceh.

Ketua Apersi Aceh, Afwal winardy kepada Serambinews.com, Rabu (8/4/2020) mengatakan
pasar properti segmen menengah bawah diminati oleh masyarakat Aceh.

Dia menjelaskan permintaan rumpe type 28 sampai type 36 m2, sangat tinggi, sehingga sudah masuk inden.

Afwal memperkirakan pasar perumahan bakal terus tumbuh seiring pemerintah pusat Indonesia memberikan tambahan stimulus sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun ini.

Harga Properti bisa Naik 20 Persen

Dikatakan, untuk kredit dapat dicicil sampai 20 tahun dengan penghasilan maksimal sampai Rp 8 juta per bulan dari sebelumnya, Rp 4 juta per bulan.

Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 242/KPTS/M/2020 tanggal 24 maret 2020 yang berlaku efektif mulai 1 April 2020.

Afwal winardy mengatakan di Aceh masih banyak segmen pasar bagi pegawai negeri sipil, TNI-Polri.

Tetapi, yang paling besar, katanya, masyarakat sektor informal seperti tukang bangunan, juru pakir, pedagang kaki lima, tukang bakso, karyawan tidak tetap dan juga pegawai kontrak di kantor pemerintahan.

Dia menyatakan pengembang di bawah Apersi sudah banyak menawarkan perumahan cluster, dimana unit type kecil digabung dengan rumah menengah ke atas.

Namun, untuk saat ini, dampak dari wabah virus corona, akses menuju kawasan perumahan masih ditutup.
Dia menambahkan, sektor informal masih mendapat kendala untuk mendapatkan akad kredit, dimana diseleksi ketat oleh pihak perbankkan

Sehingga, katanya, banyak pengembang belum bisa melaksanakan akad KPR bagi para konsumen, yang berimbas terganggunya cashflow untuk membangun rumah, terutama memenuhi kewajiban ke bank setiap akhir bulan.

Cari Pengembang Properti Terpercaya!

Afwal mengungkapkan DPP Apersi di Jakarta telah meminta pemerintah, terutama mitra perbankan untuk membantu proses KPR untuk lokasi yang sudah dibiayai.

Halaman
12
  • Ikuti kami di
    AA

    Medium

    Large

    Larger

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved