Citizen Reporter
Tradisi Meujalateh dan Tungkat Bulee Jok, Cara Unik Warga Woyla Aceh Barat Usir Virus Corona
Masyarakat Aceh sejak zaman dahulu sudah punya tradisi mencegah masuknya wabah penyakit ke kampung mereka.
Kampung ini dikelilingi oleh sungai dan hutan rawa Paya Thoe, kebun sawit dan gunung.
Kalau corona masuk ke kampung ini lalu dipeucrok oleh masyarakat, dia tidak tahu mau lari kemana lagi. Hehe
Namun demikian, efek globalisasi juga sampai ke kampung pedalaman ini.
Meski sedikit, tetap saja ada masyarakat kampung ini yang merantau ke luar daerah, bahkan luar negeri, karena berbagai keperluan.
Saya adalah salah satunya.
Sejak tanggal 4 Maret 2020, saya pulang dari Jakarta dan setelah selesai melakukan karantina mandiri selama 14 hari.

Amatan saya selama di kampung, nyaris tidak ada lockdown dan juga tidak social distancing (pembatasan jarak).
Namun kampung kami tetap menerapkan semi konsep Amr bin ‘Ash radhiyallahuanhu dalam mencegah penyebaran wabah penyakit.
Yaitu, membatasi orang masuk dan ke luar dari kampung, kecuali hal yang sangat mendesak, seperti untuk hajat hidup.
Alhamdulillah, sampai artikel ini saya tulis pada tanggal 9 April 2020, kampung kami masih terkendali.
Tidak ada warga yang terkena dampak pandemi virus dari Wuhan yang orang kampung kami tak pernah tahu di mana letaknya.
Adapun warga, tetap melakukan aktiftas seperti biasa, sekalipun sempat berlaku jam malam beberapa waktu lalu.
• Taeun Corona dan 7 Local Wisdom di Aceh, Mulai dari Sira, Ie Lam Guci, Toet Leumang, Hingga On Ranup
• Viral Lagu Corona Bimbo 30 Tahun Lalu, Begini Penjelasan Keluarga
Isim Ya Latif dan Tongkat Bulee Jok
Selain menerapkan semi konsep Amr bin ‘Ash Radhiyallahuanhu, warga kampung kampung kami juga menerapkan tradisi membaca Isim Ya Latif dalam mencegah penyebaran wabah penyakit.
Warga Woyla Raya dan Aceh pada umumnya sudah biasa membaca Nazam Isim Ya Latif (masyarakat sering menyebut Jalateh), pada bulan Safar.