Virus Corona
Begini Curhatan Seorang Paramedis Soal Kesulitan di Balik APD yang Dikenakannya
Salah seorang petugas medis, Anik Sutari menceritakan bagaimana rasanya berada di balik balutan APD tersebut, melalui akun Facebooknya
Salah seorang petugas medis, Anik Sutari menceritakan bagaimana rasanya berada di balik balutan APD tersebut, melalui akun Facebooknya
Laporan Yeni Hardika | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Di situasi pandemi virus corona saat ini, tenaga medis merupakan garda terdepan dalam memerangi penyebaran virus tersebut.
Mereka adalah orang-orang yang mendekati virus itu di saat yang lainnya menghindar.
Demi menyelamatkan banyak nyawa dan menjamin keselamatan diri, sesuai dengan standar operasional Prosedur (SOP) mereka harus menggunakan APD (alat pelindung diri) yang luar biasa banyaknya.
APD selengkap dan sebanyak itu akan terus melekat di tubuh mereka hingga berjam-jam lamanya.
Salah seorang petugas medis, Anik Sutari menceritakan bagaimana rasanya berada di balik balutan APD tersebut, melalui akun Facebooknya, Selasa (7/4/2020).
• VIDEO - Terciduk Zina dengan Dua Pria, IRT di Aceh Tamiang Dicambuk 200 Kali
• Atap Rumah Warga Copot, Badai Kembali Landa Aceh Singkil
• Kabar Gembira, Hasil Swab PDP asal Subulussalam Dikabarkan Negatif
Ia juga melengkapi curhatan itu dengan sebuah foto yang disebut merupakan anggota paramedisnya.
Mereka terlihat tergeletak lelah di pinggir jalan, lengkap dengan APD yang melekat di tubuhnya.
Dikatakan, APD yang digunakan merupakan APD level 3 yang terdiri dari 3 lapis hazmat, 3 lapis sarung tangan, dan 3 lapis masker.
Semua pakaian hazmat yang membungkus tubuh mereka dari ujung kepala hingga ujung kaki itu berbahan plastik.
Masker yang mereka gunakan terdiri dari masker bedah di lapisan dalam dan masker N95 di bagian luar.
Sedangkan sarung tangan terdiri dari 2 lapis sarung tangan bedah di lapisan dalam, 1 lapis sarung tangan karet di sisi luar yang menutupi hingga ke siku.
Semua APD itu masih harus dilengkapi dengan sepatu boot, kacamata kuda yang menutup rapat dari sisi depan hingga ke samping, dan kaca pelindung wajah seperti helm.
APD sebanyak itu akan terus bertahan di tubuh mereka selama 5 jam lamanya.
Dengan APD berlapis-lapis dan juga waktu pemakaian yang lama, menurutnya sangatlah wajar jika mereka (petugas medis) bisa kelelahan hingga tergeletak di jalan.
Seperti yang terlihat pada foto yang diunggahnya, mereka kelelahan ditambah rasa pengap dan panas akibat APD yang berlapis-lapis itu.
Dalam postingan yang sama, Anik Sutari juga menceritakan pengalaman pribadinya saat mengunjungi ODP mengalami peningkatan gejala dan kemungkinan akan dirujuk.
Ketika itu, ia hanya memakai 1 lapis APD.
Ia yang berencana hendak sekalian mengunjungi ODP lainnya dengan terpaksa tidak melanjutkan perjalanannya ke rumah ODP ke-5 yang akan dipantaunya.
Ia merasakan mual, penglihatan gelap gulita, detak jantung sangat kencang, dan dibanjiri keringat.
Anik Sutari mengatakan, apa yang dirasakan olehnya itu menandakan bahwa otak ketika itu sudah mulai kekurangan oksigen dan dehidrasi.
Ia pun kemudian memilih untuk menggeletakkan dirinya begitu saja di emperan toko yang berada di pinggir jalan.
Dengan semua kesulitan dan kelelahan yang diungkapkan dalam curhatannya, Anik Sutari mengaku bahwa itu bukanlah keluhan dari mereka sebagai tim medis.
Namun, dari curhatan itu ia mengajak masayarakat untuk sekedar saling berempati untuk membantu meringankan tugas mereka.
Yaitu dengan tetap berdiam diri di rumah agar kasus positif tidak lagi bertambah.
“Maaf kami tidak mengeluh, Insya Allah kami ikhlas menjalankan tugas ini, hanya sekedar mengajak, bisa kan kita saling empati...?,”
“Jadi tolong......jangan menambah kasus positif lagi ya.......Cukup dgn #dirumahAja anda telah sangat membantu kami utk tidak memakai APD level itu lagi,” kalimat akhir dari curhatan Anik Sutari.