Update Corona di Aceh

Cegah Penyebaran Covid-19, Ini Langkah Polda di Gerbang Masuk Aceh

Untuk mendukung kegiatan tersebut, Polda Aceh pada Kamis (9/4/2020), mengerahkan satu helikopter dan lima kapal ke Aceh Tamiang.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Jamaluddin
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA
Perairan Aceh Tamiang terlihat dari udara saat Direktur Polair Polda Aceh Kombes Jemmy Rosdiantoro bersama Bupati Aceh Tamiang Mursil memantau wilayah pesisir itu menggunakan helikopter, Kamis (9/4/2020). 

Untuk mendukung kegiatan tersebut, Polda Aceh pada Kamis (9/4/2020), mengerahkan satu helikopter dan lima kapal ke Aceh Tamiang.

Laporan Rahmad Wiguna I Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19), Polda Aceh memperketat pengawasan di perbatasan Aceh-Sumatera Utara (Sumut), khususnya wilayah Aceh Tamiang.

Hal itu dilakukan karena Aceh Tamiang merupakan pintu gerbang masuk Aceh melalui jalur darat dan laut.

Salah satu cara yang dilakukan adalah meningkatkan patroli melalui udara dan wilayah pesisir pantai kabupaten itu.

Untuk mendukung kegiatan tersebut, Polda Aceh pada Kamis (9/4/2020), mengerahkan satu helikopter dan lima kapal ke Aceh Tamiang.

Pelaksanaan patroli udara dan laut pada hari pertama, Kamis (9/4/2020), ditandai dengan penyusuran garis pantai mulai dari Pangkalan Susu (perbatasan Sumut) hingga ke Kota Langsa, menggunakan helikopter yang dipimpin Direktur Polair Polda Aceh, Kombes Jemmy Rosdiantoro, bersama Bupati Aceh Tamiang, Mursil.

31 Tahun Bekerja Sebagai TKW, Perempuan Ini Tak Pernah Digaji, Kisahnya Bikin Tercegang

Direktur Polair Polda Aceh, Kombes Jemmy Rosdiantoro, mengatakan, pengerahan armada laut dan udara tersebut dilakukan untuk mendukung pengawasan dan pengecekan wilayah perbatasan yang selama ini sudah dilakukan Polres Aceh Tamiang di sepanjang jalur pantai kabupaten itu.

“Pak Kapolda mendukung penuh upaya Bapak Bupati mengawasi wilayah perbatasan dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Sebab, Aceh Tamiang merupakan pintu gerbang utama masuk ke Aceh,” ungkap Jemmy.

Dalam patroli itu, Jemmy memastikan tidak ditemukan kapal pengangkut Pekerja Migran Indonesia atau PMI (dulu disebut Tenaga Kerja Indonesia atau TKI) dari Malaysia.

Soal Pengawasan Wilayah Perbatasan, Ini Harapan Bupati Tamiang kepada Pemerintah Aceh

Ini Cara Perusahaan Hindari Pecat Karyawan di Masa Corona

Saat pemantauan dengan helikopter dari ketinggian 1.000-2.000 kaki di atas permukaan laut, terlihat jelas bahwa kapal yang hilir mudik di perairan Aceh Tamiang hanya milik nelayan dan milik polisi yang dilibatkan dalam patroli tersebut.

Ia menambahkan, patroli itu akan terus dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya Warga Negara Indonesia (WNI) dari luar negeri melalui ‘jalur tikus’ yang ada di wilayah Aceh Tamiang.

Pemantauan dari udara, sebut Jemmy, juga akan dilakukan di jalur perbatasan laut sepanjang pantai timur mulai Aceh Tamiang hingga Banda Aceh.

“Sebenarnya, TKI yang pulang dari luar negeri itu umumnya melalui jalur laut. Tapi, karena kebetulan di Aceh tidak ada, maka Medan dan Batam yang menjadi tujuan mereka,” imbuhnya.

Direktur Polair Polda Aceh, ini menilai, wilayah pesisir Aceh Tamiang terlalu luas.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved