Berita Bener Meriah
Harga Kopi Gayo Terus Anjlok, Diduga Ada "Permainan”, Pemerintah dan Dewan Diminta Segera Bertindak
Harga kopi Gayo terus mengalami penurunan, meskipun harga kopi dunia saat ini masih menguat. Dampak Covid-19....
Penulis: Budi Fatria | Editor: Jalimin
Laporan Budi Fatria | Bener Meriah
SERAMBINEWS.COM, REDELONG – Harga kopi Gayo terus mengalami penurunan, meskipun harga kopi dunia saat ini masih menguat. Dampak Covid-19, harga beli kopi ditingkat petani semakin anjlok, sehingga masyarakat berharap, pemerintah daerah, Pemerintah Aceh, dan Pemerintah Pusat, serta DPRK, DPRA dan DPR RI segera mengambil langkah-langkah kongkrit untuk menstabilkan harga kopi Gayo.
Harga kopi Gayo ditingkat pengepul saat ini seperti, gelondongan merah dibeli Rp 7.000/bambu sampai Rp 8.000/bambu, sementara untuk gabah Rp 18.000/bambu sampai Rp 23.000/bambu. Sedangkan untuk harga labu kering (biji kopi kering) yang sebelumnya masih Rp 50.000/Kg hingga Rp 55.000/Kg saat ini hanya dibeli Rp 40.000/Kg sampai Rp 42.000/Kg.
Zainuddin salah seorang tokoh masyarakat yang juga Kader Partai Gerindra Kabupaten Bener Meriah kepada Serambinews.com, Kamis (16/4/2020) mengatakan dia mempertanyakan sikap pemerintah daerah, Pemerintah Aceh, dan Pemerintah Pusat yang dinilainya tidak membuat langkah-langkah kongkrit untuk memperjuangkan nasib petani kopi di Gayo.
Kata Zainuddin, kopi arabika Gayo merupakan sumber utama pendapatan masyakat di Gayo. Anjloknya harga kopi ditingkat petani menurunya akibat pemerintah tidak mengambil langkah-langka kongkrit akibat dampak dari wabah Covid-19 ini.
Padahal katanya, kopi Gayo mampu menyumbang devisa negara sebasar Rp 13,3 triliun, selain itu berdasarkan data dari Dinas Perdagangan Aceh hingga saat ini sejumlah koperasi masih melakukan pengiriman (ekspor) kopi arabika Gayo ke sejumlah negara dengan harga yang cukup tinggi mencapai USD 5 per kilogramnya.
• DPRK Aceh Tengah Gelar Pertemuan dengan Manajemen Hyundai, Ini Pembahasannya
• Lapak Meugang Ramadhan Ada Perbedaan, Ini Lokasi Pemotongan & Penjualan Daging di Langsa
• Isuzu Mengajak Berkontribusi Pada Terdampak Covid-19 Dengan Kampanye Sosial #BersamaIsuzu
Masih tingginya harga beli kopi arabika Gayo di sejumlah negara, dia menduga ada pihak-pihak yang mempermainakan harga beli kopi ditingkat petani, jika sejumlah eksportir masih melakukan pengiriman kopi hingga bulan April 2020, kenapa harga kopi bisa anjlok.
“Saya menilai ini sangat aneh, jika mereka sudah melakukan kontrak dan tetap melakukan pengiriman, seharusnya tidak ada alasan harga beli kopi ditingkat petani rendah,” pungkasnya.
Masih tingginnya permintaan kopi arabika Gayo, seharunya tidak ada alasan harga beli kopi ditingkat petani rendah, sedangkan nilai tukar dolar saar ini mencapai Rp 16.000 namun fakta dilapangan sejumlah pengempul beralasan tidak bisa menjual kopi yang sudah dibeli dari masyarkat kecuali dengan harga yang murah.
Tidak hanya itu, Zainuddin juga mengaku geram dengan sejumlah koperasi yang hanya mencari keuntungan besar dari petani, pasalnya selama ini koperasi hanya mengklaim memiliki anggota dengan jumlah ribuan dan memasang pamplet di kebun-kebun kopi petani, namun sangat disayangkan mereka tidak membeli kopi dari anggotanya tersebut.
Zainuddin menambahkan, koperasi juga seharusnya mengembalikan premi kepada petani dari hasil penjualan kopi organic, namun beberapa tahun terahir ini sebahagian koperasi juga tidak memberikan kepada petani kopi.
• Hasil Penyelidikan Polres Bireuen, Kelompok Jerr Telah Gasak Uang ATM di Enam Kabupaten/Kota
• Kasus Penemuan Mayat Pria dan Wanita Telanjang di Solo, Ternyata Korban Pembunuhan, Ini Motifnya
“Dengan kondisi sekarang ini, untuk membantu petani, alangkah baiknya premi yang sebelumnya tidak diberikan dapat disalurkan pada masa wabah Covid-19,” ungkapnya.
Dia juga menceritakan, saat ini sejumlah pengumpul terancam merugim sebab sebelumnya mereka membeli kopi petani dengan harga tinggi dan harus menjual dengan harga rendah, padahal sebahagian besar pedagang pengepul tersebut beroperasi dengan modal kredit di sejumlah bank.
Disebutkanya, pemerintah harus berupaya untuk mengatasi permasalahan para pengumpul tersebut agar kredit pinjaman di bank dapat ditangguhkan atau ditunda selama masa Covid-19 ini.
