"Syair Munajad" Saat Wabah, Berasal dari Manuskrip Aceh Abad 18
Kolektor naskah-naskah kuno (manuskrip) Aceh, Tarmizi A Hamid menemukan syair-syair lama Aceh berisi munajad atau doa kepada Allah SWT
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
Nafas Ramadhan akan tiba,
pergi segera wabah Corona.
Daulat Tuhanku aku minta sedekah, tangan ku tadah Ramadhan ku pinta. Wabah Corona hilangkan diri, jangan ancam kami di Ramdhan ku cinta.
Daulat Tuhanku pencipta Alam,
Tarawih Ramadhan aku cita-cita,
makluk Allah virus Corona
pulang segera ke bahtera nya.
Tarmizi Abdul Hamid lahir di Pidie, 31 Desember 1964. Ia bekerja di Badan Pengembangan Teknologi Pertanian (BPTP) Banda Aceh.
Kecintaannya kepada manuskrip Aceh, dia buktikan dengan cara mengumpulkan naskah-naskah kuno atau manuskrip Aceh sejak hampir 20 tahun silam.
Setidaknya Tarmizi saat ini memiliki lebih dari 500 manuskrip yang berisi banyak hal, tentang agama, hukum kerajaan, obat-obatan, peristiwa alam dan sebagainya.
Rerata koleksi manuskrip Tarmizi berasal dari abad 16-19, periode cemerlangnya dunia tulis menulis di kerajaan Aceh. Kitab-kitab tersebut ditulis dalam aksara Arab-Jawi. Sebagian besar dituturkan dengan bahasa Melayu. Bahasa ini digunakan karena menjadi bahasa serantau atau lingua franca masa itu.
Sebahagian manuskrip itu coba disimpan secara digital tapi masih banyak yang belum bisa dilakukan, karena terbatasnya biaya.(*)
• Di Posko Covid-19 Perbatasan Hanya Seorang Petugas yang Pakai APD, Ternyata dari Sini Sumbernya
• Sebanyak 3.425 Sopir Angkutan Umum di Aceh akan Terima Rp 600 Ribu per Bulan, Ini Ketentuannya
• Anak Tak Patuhi Aturan di Rumah Aja Saat Lockdown, Sang Ayah Rela Buka Celengan Untuk Bayar Denda
Foto: Tarmizi A Hamid, kolektor naskah kuno Aceh
