Virus Corona Serang Dunia
Curhat Pasien Corona Satu Keluarga Positif Covid-19: tak Ada Obat, hanya Antibodi dan Berserah Diri
Seorang pasien positif virus corona baru atau Covid-19 membagikan kisahnya dan keluarga berjuang melawan pandemi ini.
SERAMBINEWS.COM – Seorang pasien positif virus corona baru atau Covid-19 membagikan kisahnya berjuang melawan pandemi ini.
Norazlan Md Warap, pria berusia 36 tahun ini merupakan seorang suami dan juga ayah.
Norazlan dinyatakan positif sebagai pasien Covid-19 pada 24 Maret 2020.
Kemudian, ia diisolasi di Rumah Sakit Enche Besar Hajjah Khalsom Kluang, Johor, Malaysia.
Ia dirawat di rumah sakit tersebut selama 13 hari dan diizinkan pulang pada 7 April 2020.
“Lega, tetapi saya tidak bisa terlalu bahagia karena tidak ada jaminan untuk sembuh sepenuhnya dari penyakit ini," kata Norazlan, seperti dikutip dari My Metro, Sabtu (18/4/2020).
• Heboh di Malaysia dan Singapura Kentut Bisa Menyebabkan Infeksi Covid-19, Ini Penjelasannya
• Di Tengah Pandemi Virus Corona, Sudah 61.743 WNI di Malaysia Pulang ke Indonesia
• Curhat Sopir Ambulans Pengantar Jenazah Pasien Covid-19, Menangis karena Geram terhadap Masyarakat
Ia mengungkapkan bahwa istrinya, Norazeean Tahir, yang berusia 33 tahun dan anaknya, Nur Firas Zafran yang berusia 14 bulan, dinyatakan terinfeksi Covid-19.
Namun, keduanya telah diizinkan pulang lebih awal pada 3 April 2020, setelah hasil pemeriksaan dinyatakan negatif Covid-19.
Karena itu, Norazlan tidak punya pilihan selain tinggal di ruang perawatan dan hanya bisa menghubungi istrinya, anak dan keluarganya melalui sambungan telepon.
Menceritakan pengalamannya, Norazlan mengatakan dia muntah, diare dan kehilangan nafsu makan ketika dia pertama kali ditempatkan di bangsal rumah sakit.
“Sejujurnya, saya kehilangan semangat setelah didiagnosis positif dengan Covid-19, terutama ketika saya mengetahui bahwa tidak ada obat untuk penyakit ini dan walaupun diberi obat tambahan, tidak tahu seberapa efektifnya jadi hanya berserah diri,” ungkapnya.
“Ini lebih menakutkan karena kita tidak tahu apa yang sedang terjadi, apakah kita punya kesempatan untuk sembuh atau tidak, mungkin saja mati karena tergantung pada kekuatan antibodi tubuh untuk melawan penyakit ini,” ujarnya
Setelah beberapa hari dirawat, Norazlan mencoba menyesuaikan dirinya di rumah sakit itu.
"Waktu yang meyedihkan ketika anak saya akan menarik tangan saya untuk mengajak pulang. Sementara anak dan istri saya diizinkan pulang dari rumah sakit," katanya.
Rasa bosan menyelimuti dirinya setelah istri dan anak sudah tak lagi bersamanya di rumah sakit.