Berita Luar Negeri

PM Israel Perintahkan Militer untuk Serang Keras di Jalur Gaza, Trump Justru Mendukung? Ini Katanya

Setidaknya 18 warga Palestina meninggal dan puluhan lainnya terluka dalam pemboman Israel.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Facebook The White House
TRUMP DAN NETANYAHU - Tangkapan layar The White House pada Kamis (10/4/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Presiden AS Donald Trump (kanan) berfoto di Ruang Oval, Gedung Putih, pada hari Selasa (8/4/2025). 

PM Israel Perintahkan Militer untuk Serang Keras di Jalur Gaza, Trump Justru Mendukung? Ini Katanya

SERAMBINEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memerintahkan militer negaranya untuk melancarkan serangan kuat dan segera terhadap Jalur Gaza.

Ia menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata.

Kantor berita Times of Israel pada Rabu (29/10/2025) melaporkan bahwa tentara Israel melancarkan serangkaian serangan udara gencar terhadap sasaran-sasaran di Jalur Gaza atas perintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Setidaknya 18 warga Palestina meninggal dan puluhan lainnya terluka dalam pemboman Israel.

Aksi militer Israel itu menandai serangan paling mematikan di Jalur Gaza sejak gencatan senjata yang ditengahi AS ditetapkan hampir tiga minggu lalu.

Ketegangan antara Israel dan Hamas kembali meningkat setelah militer Israel menuduh Hamas pada 28 Oktober "melewati garis merah" untuk menyerang tentara Israel di kota Rafah, Jalur Gaza selatan.

Baca juga: Protes Rencana Israel Caplok Tepi Barat, Trump: Israel akan Kehilangan Semua Dukungan AS

Hamas membantah tuduhan tersebut, tetapi Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, kemudian mengatakan Hamas akan "membayar harga yang mahal".

Selain itu, Israel juga mengkritik Hamas pada Senin (27/10/2025) karena menyerahkan jenazah sandera yang salah. 

Jenazah yang baru saja dikembalikan Hamas ke Israel adalah Ofir Tzarfati, yang sebagian besar jenazahnya ditemukan oleh tentara Israel di awal konflik, bukan salah satu dari 13 sandera yang belum diserahkan.

Sementara itu, Hamas menegaskan bahwa mereka masih mematuhi gencatan senjata dan sedang berupaya mengidentifikasi jenazah para sandera. 

Hamas mengakui bahwa mereka mengalami kesulitan dalam hal ini karena kurangnya peralatan identifikasi.

Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menambahkan bahwa pencarian jenazah terhambat oleh luasnya kerusakan di Jalur Gaza

"Hamas akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk menyerahkan semua jenazah para sandera sesegera mungkin," ujarnya.

Pada hari yang sama, Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengumumkan bahwa mereka telah menemukan mayat dua sandera Israel, Amiram Cooper dan Sahar Baruch, tetapi tidak jelas apakah mereka dapat diserahkan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved