Corona Serang Dunia
Dua Masjid Suci Tetap Ditutup Selama Ramadhan
Kerajaan Arab Saudi memperpanjang penutupan dua masjid suci, Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
SERAMBINEWS.COM, RIYADH – Kerajaan Arab Saudi memperpanjang penutupan dua masjid suci, Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Kedua masjid itu yang telah ditutup sebelumnya, akan tetap tertutup selama Ramadhan 1411 H.
Presidensi Umum untuk Urusan Kedua Masjid Suci mengatakan akan memperpanjang penundaan shalat di duas masjid suci selama Ramadhan, bagian dari upaya memerangi pandemi virus Corona.
Presiden Jenderal Dua Masjid Suci, Sheikh Dr. Abdulrahman bin Abdulaziz Al-Sudais mengatakan dalam tweet bahwa Masjidil Haram () di Mekah dan Masjid Nabawi akan tetap terus menggemakan suara azan sepanjang Ramadhan, tetapi tetap tertutup bagi para jamaah.
• Wabah Virus Corona Belum Reda, Mufti Arab Saudi Imbau Shalat Tarawih dan Shalat Id di Rumah
Pihak berwenang bulan lalu mulai mengintensifkan tindakan pencegahan vorus Corona dengan meningkatkan koordinasi semua pihak yang peduli dengan keselamatan para jamaah.
Sementara, Kementerian Kesehatan Arab Saudi memperluas tes Covid-19 ke rumah-rumah penduduk, karena jumlah kasus telah mencapai 10.484 orang sampai Senin (20/4/2020).
Kebijakan ini untuk mendeteksi secara dini dan tim lapangan dari kementerian akan mengunjungi daerah-daerah, rumah dan bangunan tempat tinggal dengan kasus-kasus yang dicurigai, dan menyaring orang-orang sebagai tindakan pencegahan.
Menteri Kesehatan Tawfig Al-Rabiah mengatakan telah memperhatikan peningkatan jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 selama tiga hari terakhir, seusai skrining di daerah yang padat penduduk.
Fawa Al-Ofi, seorang konsultan penyakit menular, mengatakan: "Dengan mendeteksi kasus-kasus ini, kita dapat mengisolasi mereka dan mencegah penyebaran infeksi ke masyarakat."
Dia menambahkan sebagian besar kasus positif tidak menunjukkan gejala atau hanya menunjukkan gejala ringan.
“Skrining dilakukan di daerah berisiko tinggi yang memiliki banyak kasus, ramai dan padat penduduk,” katanya.
• Mekkah dan Madinah Gencarkan Skrining Warga Kota
Dia menyebutkan pada Minggu (19/4/2020< , 82 persen kasus baru ditemukan setelah diidentifikasi melalui skrining.
Menurut juru bicara kementerian tersebut, Dr. Mohammed Al-Abd Al-Aly, pengujian telah terbukti efektif dalam membatasi penyebaran COVID-19.
Dia mencatat durasi survei pengujian di lingkungan yang ditargetkan disesuaikan dengan kepadatan populasi, jumlah unit rumah, perumahan, dan jumlah kasus yang ditemukan.
Lebih dari 180.000 tes telah dilakukan di laboratorium Kementerian Kesehatan dan lembaga terkemuka lainnya di seluruh Kerajaan.
Al-Abd Al-Aly menjelaskan semua laboratorium yang terlibat dalam melakukan tes diakreditasi oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nasional.
"Mereka memiliki tim tujuh orang, dan saya beruntung bergabung dengan mereka dalam ekspedisi mereka," kata Dr Sharif Hala, seorang ilmuwan yang telah menemani kelompok pengontrol infeksi dari Kementerian Kesehatan, kepada Arab News.
Tim yang dikirim dari Kementerian Kesehatan adalah multibahasa untuk berkomunikasi sepenuhnya dengan semua orang, sehingga sebagian besar skrining tanpa insiden.
Namun, ada beberapa kasus di mana pasien menolak untuk dites, tambahnya.
"Ketika seorang menolak untuk memberikan sampel, mereka menjelaskan dengan sangat tenang alasannya ... tetapi sebagian besar orang tidak menolak."
• Mekkah dan Madinah Berlakukan Jam Malam 24 Jam
Sampel dikumpulkan, kemudian ditempatkan di dalam kantong dengan dua penutup berbeda untuk diamankan dengan hati-hati di dalam kotak.
“Mereka menghitung semuanya dengan sangat sistematis. Jadi, saya memiliki kepercayaan penuh pada mereka ... Saya benar-benar terkesan dengan cara mereka dilatih dan jumlah item yang mereka miliki. Mereka sama sekali tidak mengeluarkan biaya dalam hal baju dan masker, ”tambahnya.
Untuk tujuan perlindungan, Departemen Kesehatan menyediakan dua mobil didampingi tiga mobil polisi ketika terjadi insiden.
Hala menekankan pentingnya swab aktif, dengan mengatakan: "Swab aktif sangat diperlukan karena dapat menghentikan virus di jalurnya."
Dia menambahkan: “Rumah sakit tidak penuh sama sekali. Saya telah melihatnya, masih ada banyak kapasitas. Lingkungan dan kota tertentu sedang ditutup atau dikunci karena menemukan transmisi datang dari sana. Dan di sinilah kita datang dan membantu serta meneliti. "
Afrah Al-Somali, seorang konsultan penyakit menular di Kompleks Medis Raja Abdullah di Jeddah, mengatakan: “Sebagian besar, tetapi tidak semua orang yang tinggal di daerah padat dapat memendapatkan saran medis pada tahap awal, sampai mereka mencapai tahap selanjutnya dari penyakit.
“Skrining aktif membantu menemukan lebih banyak kasus sedini mungkin, mengisolasinya dan memberi mereka perawatan dan dukungan yang tepat untuk menghentikan siklus setan itu menginfeksi orang lain,” katanya.(*)
• Arab Saudi Larang Warga Bepergian Selama 24 Jam, Yang Melanggar Didenda Hingga Rp 86 Juta