Breaking News

Berita Aceh Tamiang

Antusias Warga Menyambut Meugang tidak Sebanding dengan Semangat Pedagang

Yunus mengakui tren menurunnya pemotongan sapi ini disebabkan kekhawatiran pedagang dengan wabah virus Corona.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nur Nihayati
Dok pribadi
Kadistanbunak Aceh Tamiang Yunus (topi kuning) saat meninjau pasar meugang di Kualasimpang, Kamis (23/4/2020). Antusias warga tidak sebanding dengan semangat pedagang yang justru mengurangi volume pemotongan sapi. 

Yunus mengakui tren menurunnya pemotongan sapi ini disebabkan kekhawatiran pedagang dengan wabah virus Corona.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Antusias masyarakat Aceh Tamiang menyambut meugang tidak sebanding dengan semangat para pedagang yang justru mengurangi volume pemotongan sapi.

Tingginya permintaan daging dalam menyambut puasa tahun ini terlihat dari padatnya seluruh pasar meugang yang disediakan di hampir seluruh kecamatan.

Masyarakat tetap berhimpitan di pasar seolah mengacuhkan imbauan pemerintah tentang social distancing.

Namun di pihak pedagang volume pemotongan sapi justru dikurangi.

Dibanding tahun lalu pemotongan sapi yang mencapai 248 ekor, tahun ini turun drastis menjadi 206 ekor.

Bahkan Kecamatan Sekerak meniadakan pemotongan sapi.

Kelompok Tani Wira Aceh Timur Salurkan Bantuan Madu Linot ke Petugas Medis RSUD Langsa

23 April Hari Buku Sedunia, Ini Sejarahnya

Zulfikar Aziz Bagi Paket Ramadhan dan Masker untuk Duafa, Bagian dari Rangkaian Milad Ke-22 PKS

“Sekerak tidak ada memotong sapi, pemotongannya kita gabung ke Pasar Kota Kualasimpang,” kata Kadis Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang, Yunus, Kamis (23/4/2020).

Yunus mengakui tren menurunnya pemotongan sapi ini disebabkan kekhawatiran pedagang dengan wabah virus Corona.

Hingga penutupan transaksi meugang, Yunus menyebut total pemotongan hanya 206 ekor, terdiri atas 205 ekor sapir dan satu ekor kerbau.

Padahal amatannya langsung di sejumlah pasar, antusias masyarakat membeli daging masih tinggi, terutama di Manyakpayed yang dihuni mayoritas masyarakat Aceh.

“Di sana tradisi meugang lebih kental dari kecamatan lain, tapi yang jualan justru sedikit.

Harus diakui ada dampak ketakutan virus Corona,” kata Yunus.

Hal serupa juga terjadi di Pasar Kualasimpang. Pada tahun-tahun sebelumnya kios daging di pasar ini bisa mencapai lima baris, namun kali ini hanya tiga baris.

Meski begitu, Kota Kualasimpang menjadi kecamatan tertinggi memotong sapi sebanuyak 52 ekor disusul Karangbaru 41 ekor dan Manyakpayed 40 ekor.

Sementara kecamatan yang paling sedikit memotong ialah Tenggulun tiga ekor dan Bandamulia empat ekor. Mengenai harga, Yunus menuyebutnya masih dalam batas wajar.

“Termurah di Bandarpusaka Rp 100 ribu per kilogram, yang mahal di Manuakpayed Rp 150 ribu.

Ini masih dalam batas wajar,” kata Yunus yang sempat membagikan 250 lembar masker kepada pengunjung pasar bantuan dari Gugus Tugas Covid-19 Aceh Tamiang. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved