Ramadhan 1441 Hijriah
Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya Sediakan 200 Paket Berbuka, Setiap Hari Bagi Musafir dan Masyarakat
Di Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya, setiap hari menyediakan 200 paket penganan berbuka puasa selama sebulan Ramadhan 1441 Hijriah mulai Sabtu lusa
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Mursal Ismail
Di Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya, setiap hari menyediakan 200 paket penganan berbuka puasa selama sebulan Ramadhan 1441 Hijriah mulai Sabtu (25/4/2020)
Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Para musafir dan masyarakat dipersilakan berbuka puasa di Masjid Agung Baitul Ghafur, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Masjid milik Pemkab Abdya ini sekitar 150 meter dari kepala jembatan rangka baja Krueng Beukah atau pada lintasan Kota Blangpidie-Guhang-Cot Manee.
Di Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya, setiap hari menyediakan 200 paket penganan berbuka puasa selama sebulan Ramadhan 1441 Hijriah mulai Sabtu lusa (25/4/2020)
Paket penganan berbuka yang disediakan terdiri atas nasi lengkap lauk pauk ditambah air tebu dan kue-kue untuk para musafir.
Termasuk kepada masyarakat yang berbuka di Masjid Agung Baitul Ghafur.
• Ketua Pemuda Mahasiwa Sawang Kritisi Data Penerima Bantuan Dampak Covid-19 Aceh Selatan
• Polisi Kanada Buru Pria Rasis, yang Pukuli Pria 92 Tahun Asal Asia Karena Covid-19
• Harga Daging di Idi, Aceh Timur Tembus 200 Ribu per Kg, Ini Penyebabnya

Ketua Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya, H Salman Alfarisi, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Kamis (23/4/2020).
“Air tebu dan kue kita sajikan sebagai takjil berbuka di masjid.
Sedangkan paket nasi diambil jamaah usai shalat magrib,” kata H Salman.
Teknis pelaksanakan buka puasa di masjid ini dibicarakan dalam rapat BKM di Masjid Agung Baitul Ghafur, Kamis (23/4/2020) pagi.
Rapat ini dipimpin Salman Alfarisi dan dihadiri pengurus BKM, UPTD Masjid Agung Baitul Ghafur, termasuk Plt Kadis DSI dan Pendidikan Dayah Abdya.
Dalam rapat itu diputuskan, pelaksanaan buka puasa di masjid agung tersebut tetap diterapkan physical distancing (jaga jarak fisik).
Mengambil tempat di teras depan, samping kanan dan kiri masjid.
Kebijakan ini dilakukan guna mencegah penyebaran Covid-19.
Sedangkan paket nasi yang diambil jamaah usai shalat magrib pada tempat yang sudah disediakan di masjid.
Paket nasi untuk berbuka dibolehkan untuk dibawa pulang oleh jamaah.
Ada pun paket berbuka itu yang disediakan itu sebagian besar berasal dari Bupati Abdya dan para donatur yang telah mengikrarkan sebelumnya.
Paket berbuka disediakan di Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya dimulai pada Sabtu (25/4/2020) sore dan seterusnya.
Sekitar 2 atau 4 orang pengurus bertugas membagikan paket buka puasa kepada para jamaah.
Rapat BKM juga membicarakan rencana pembagian masker kepada para jamaah tarawih di Masjid Agung Baitul Ghafur.
“Kita sudah punya persediaan 1.000 masker. Jika tarawih malam ini (Kamis malam), maka sebagian masker tersebut segera kita bagikan,” kata Salman.
Masker yang tersedia saat ini, masing-masing 750 lembar diterima Guguis Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Abdya dan 250 lembar merupakan pengadaan sumber dana donasi (sedekah).
Tapi, Ketua BKM Masjid Agung baitul Ghafur Abdya juga mengimbau jamaah tarawih datang dengan memakai masker, termasuk membawa sajadah yang bersih dari rumah.
Seperti diberitakan, shalat tarawih Ramadhan 1441 H/2020 M, dipastikan dilaksanakan di Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya, setelah diresmikan pemakaiannya pada 11 Februari lalu.
Tarawih pertama di masjid yang berdiri megah ini diperkirakan dilaksanakan, Kamis (23/4/2020) malam.
Namun, kepastiannya tetap menunggu pengumuman penetapan awal Ramadhan 1441 H oleh pemerintah, dalam hal ini Menteri Agama RI.
“Tarawih awal Ramadhan, kita menunggu penetapan awal Ramadhan oleh pemerintah. Jika awal puasa jatuh pada hari Jumat, 24 April, maka kita laksanakan tarawih mulai Kamis malam,” kata Ketua BKM Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya, H Salman Alfarisi menjawab Serambinews.com.
Masjid Agung Baitul Ghafur merupakan rumah ibadah tanpa simbul organisasi keagamaan.
Sebagai masjid pemerintah, maka semua umat Islam dapat melaksanakan ibadah di masjid tersebut, dalam artian perbedaan tidak menjadi masalah.
Sesuai arahan Dewan Pembina Masjid Baitul Ghafur, bahwa amalan sunat seperti shalat tarawih bisa dilaksanakan dua gelombang, yaitu shalat tarawih 8 rakaat dan shalat tarawih 20 rakaat.
Bagi jamaah yang shalat tarawih 8 rakaat, boleh melanjutkan hingga witir 3 rakaat.
Sementara jamaah 20 rakaat mundur sejenak sebelum shalat witir untuk memberi kesempatan kepada jamaah tarawih 8 rakaat menyelesaikan shalat witirnya.
Usai tarawih tidak dilaksanakan ceramah karena diganti dengan kultum (cermah subuh) yang durasi waktu dipersingkat.
Sedangkan tadarus digelar di Masjid Agung Baitul Ghafur dengan diterapkan ketentuan physical distancing (jaga jarak fisik).
Hasil rapat BKM Masjid Agung Baitul Ghafur, pelaksanaan shalat tarawih selama bulan Ramadhan dengan beberapa batasan yang ditetapkan guna mencegah penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Seperti, jamaah tarawih diimbau untuk memakai masker dan membawa sendiri sajadah yang bersih dari rumah.
Sedangkan ambal pada permukaan lantai Masjid Agung Baitul Ghafur sudah dibuka sejak bulan lalu sebagai upaya pencegahan penyebaran Virus Corona.
“Kita (pengurus) telah meminta bantuan masker kepada gugus tugas penanganan covid-19 kabupaten. Jika ada, masker tersebut kita bagikan kepada para jamaah. Bila belum sampai, jamaah kita minta memakai masker,” kata Salman.
Selain itu, BKM Masjid Baitul Ghafur juga sudah meminta bantuan pengadaan sarana pencegahan penyebaran Covid-19 kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Abdya.
Seperti alat pemeriksa suhu tubuh, yaitu infrared thermometer.
“Alat ini telah dipesan. Hanya saja apakah bisa sampai sebelum Ramdhan.
Jika ada, maka jamaah diperiksa suhu tubuh sebelum masuk ke masjid,” kata Ketua BKM Masjid Agung Baitul Ghafur, ini.
Pihak BKM juga meminta disediakan wastafel dan antiseptik (hand sanitizer) sebagai tempat dan pembersih tangan para jamaah masjid. (*)