Vaksin Sinovac Sukses Lindungi Kera dari Infeksi Corona, Mungkinkah Dipakai pada Manusia?

Sinovac Biotech mengungkapkan, vaksin virus corona baru buatan mereka "sebagian besar berhasil melindungi" kera dari infeksi

Editor: Amirullah
Kolase Gridhot
Sukses Lindungi Kera dari Infeksi Corona, Mungkinkah Vaksin Sinovac Bisa Dipakai Manusia? Peneliti Ini Cari Sukarelawan Manusia untuk Uji Coba 

SERAMBINEWS.COM - Virus corona masih menyebar di seluruh dunia.

Sejumlah pengembangan pun tengah dilakukan oleh para ilmuwah di seluruh dunia.s

Mereka saling berlomba menemukan obat maupun vaksin yang mampu mengatasi virus corona, tak terkecuali Sinovac Biotech.

Sinovac Biotech mengungkapkan, vaksin virus corona baru buatan mereka "sebagian besar berhasil melindungi" kera dari infeksi selama percobaan terhadap hewan tersebut.

Ini adalah salah satu dari banyak vaksin yang sedang dikembangkan di seluruh dunia, ketika negara-negara berlomba untuk menghentikan wabah yang telah menginfeksi sekitar 2,7 juta orang dan membunuh lebih dari 190.000 orang.

Kisah Miris Keluarga Miskin di Jember saat Corona, Tak Dapat Bansos, Jual Mangkok & Gelas Buat Makan

Zuraida Hanum Mengaku Lihat Suaminya Video Call dengan Perempuan Ini pada Malam Hari

Sempat Jadi Negara Teraman, Singapura Geser Indonesia dengan Kasus Positif Corona Terbanyak di ASEAN

Sinovac Biotech yang terdaftar di Nasdaq mengatakan, mereka menyuntikkan dua dosis vaksin yang berbeda ke delapan rhesus kera dan memaparkannya pada virus tiga minggu kemudian, dan mereka tidak mengalami infeksi.

"Semua monyet sebagian besar terlindung terhadap infeksi SARS-CoV-2," kata Sinovac Biotech seperti dikutip Channelnewsasia.com. SARS-CoV-2 adalah nama virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Empat kera yang menerima vaksin dosis tinggi tidak memiliki virus corona yang terdeteksi dalam paru-paru mereka, tujuh hari setelah mereka mendapatkan patogen.

Empat monyet lainnya yang memperoleh vaksin dosis rendah menunjukkan peningkatan viral load dalam tubuh mereka. Tapi, Sinovac Biotech menyebutkan, tampaknya mereka berhasil mengendalikan virus.

Sebaliknya, Sinovac Biotech yang berbasis di Beijing, China, mengungkapkan, empat monyet yang tidak mendapatlan vaksin terserang virus dan menderita pneumonia parah.

Sinovac Biotech menerbitkan hasil percobaannya di server online bioRxiv pada 19 April lalu, tiga hari setelah memulai uji coba vaksin mereka pada manusia. Tetapi, temuannya belum dapat peninjauan dari komunitas ilmiah global.

Bandel Mudik di Tengah Wabah Corona, 3 Warga di Karantina di Rumah Angker: Ketakutan Diganggu Hantu

Dunia Sedang Menderita, Cina Bangun 12 Stadion Raksasa

Khawatir Muncul Gelombang ke-2 Virus Corona, China Tempatkan 10 Juta Penduduk dalam Isolasi

Vaksin Sinovac Biotech, seperti kebanyakan vaksin lainnya, menggunakan patogen virus corona baru yang tidak aktif secara kimia untuk membantu tubuh membangun kekebalan terhadap penyakit yang sebenarnya.

"Tes telah menunjukkan kemanjuran yang baik dan kami yakin tentang potensi vaksin ini," kata Yang Guang, juru bicara Sinovac Biotech, kepada AFP seperti dilansir Channelnewsasia.com.

"Sinovac Biotech telah memberikan data pra-klinis serius pertama yang saya lihat untuk kandidat vaksin yang sebenarnya," ujar Florian Krammer, ahli virologi di Fakultas Kedokteran Icahn, Mount Sinai, New York.

Krammer baru-baru ini ikut menulis tentang berbagai proyek vaksin virus corona untuk jurnal Cell. Dia mengatakan di Twitter, penggunaan virus yang tidak aktif oleh vaksin adalah "teknologi kuno" yang akan membuatnya lebih mudah untuk meningkatkan produksi.

Halaman
12
Sumber: GridHot.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved