Feature
Kisah Ratna, Potret Penjahit Masker Gratis yang Berjuang Melawan Covid-19 di Aceh Tamiang
Untuk menyambung hidup bersama kelima anaknya, Ratna berubah menjadi wanita mandiri yang kini telah memiliki enam mesin jahit.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Wabah Covid-19 memaksa Ratna Intan (45) bekerja lebih lama seiring meningkatnya pesanan pembuatan masker.
Ratna sejatinya penjahit spesialis pakaian wanita sejak lima tahun terakhir.
Bakat ini dia raih secara otodidak atau lebih tepatnya keterpaksaan ekonomi setelah suaminya meninggal.
Untuk menyambung hidup bersama kelima anaknya, Ratna berubah menjadi wanita mandiri yang kini telah memiliki enam mesin jahit.
“Awalnya coba-coba memperbaiki pakaian anak-anak yang koyak. Sayangkan dibuang, akhirnya keterusan sampai sekarang,” kata Intan, Ratna (29/4/2020).
Ketekuanannya ini pun ini membuahkan hasil, meski harus melewati jalan terjal.
Yang jelas, dari awalnya hanya memiliki satu mesin jahit yang dibeli dari tangan kedua, wanita ini sekarang sudah memiliki enam mesin jahit.
• Viral Pasien Positif Corona Kabur Lewat Jendela Rumah Sakit, Pernah Ikut Acara Ijtima Ulama Sedunia
• Materi Belajar dari Rumah untuk SMP 30 April, Jawaban Soal Matematika: Bangun Ruang Sisi Lengkung
• Dalam Sunyi, Tangke Band Luncurkan Lagu Pertama Berbahasa Indonesia
Rumahnya yang berdiri persis di tepi jalan lintas Sumatera, Kampung Pahlawan, Kecamatan Karangbaru, Aceh Tamiang itu tak pernah sepi dari konsumen.
Ruang tamu yang diperkirakan berukuran 3x5 meter sudah disulapnya sebagai ruang kerja.
Sisi kanan berbaris enam mesin jahit, sedangkan sisi kiri dan pojok belakang terpajang etalase berisi pakaian yang belum diambil pemiliknya.
Beberapa kotak berisi kain dan benang juga cukup mencolok pemandangan.
Sama sekali tidak ada sofa dan televisi, khas ruang tamu.
Seiring perkembangan situasi, Intan harus menanggalkan spesialisasinya sebagai penjahit pakain wanita.
Di tengah ancaman bahaya virus Corona yang mengharuskan masyarakat mengenakan masker, dia pun perlahan memberanikan diri memulai memproduksi masker.