Berita Nasional
DPR Usul Dicetak Uang Baru Rp 600 Triliun, Begini Respons BI
BI, kata Perry, memiliki aturan mengenai peredaran uang kartal sesuai dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
Lalu, periode Mei 2020 sebesar Rp 117,8 triliun, yang bersumber dari penurunan GWM rupiah sebesar Rp 102 triliun dan tidak mewajibkan tambahan giro untuk pemenuhan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) sebesar Rp 15,8 triliun.
Perry Warjiyo juga menyebut terjadi capital outflow yang cukup besar pada periode Maret 2020, akibat kepanikan yang dialami investor dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19). Dana asing yang keluar pada Maret lalu senilai Rp 121,26 triliun.
Sementara untuk April ini, kata Perry, mulai ada dana asing yang masuk (inflow) ke Surat Berharga Negara (SBN), besaran outflow pun lebih kecil jika dibandingkan bulan lalu.
Untuk pekan pertama April terjadi inflow senilai Rp 5,73 triliun.
Sedangkan pada pekan kedua April terjadi outflow senilai Rp 7,98 triliun.
Selanjutnya, outflow untuk pekan ketiga senilai Rp 2,41 triliun.
Lalu pada pekan terakhir April, terjadi inflow senilai Rp 2,42 triliun.
• Pemain Juventus Mulai Berlatih, Cristiano Ronaldo Masih Terkurung
• Halima Aden dan Zainab Salbi Berbagi Kisah Kehidupan Perang
"Update saja, inflow asing ke SBN minggu by minggu di April dan Mei sampai dengan tanggal 5 Mei, trennya outflow kecil dan inflow semakin besar.
April mulai ada inflow, secara keseluruhan outflow jauh lebih kecil," ujar Perry, pada kesempatan tersebut.
Perry menambahkan, pada pekan pertama Mei ini terjadi capital inflow Rp 1,17 triliun.
"Secara keseluruhan pada bulan April terjadi inflow selama 3 minggu dan 2 minggu outflow. Kita lihat, tren lama-lama outflow semakin kecil dan inflow semakin besar," kata Perry.
Konsumsi Turun
• Delapan Remaja yang Diamankan Warga Punge Ujong, Diserahkan ke WH Banda Aceh
• Jumlah Kasus Positif Covid-19 di Aceh Sebanyak 17 Orang, ODP 1.920 Orang
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, turunnya konsumsi dari 5 persen ke 2,84 persen menjadi penyebab ekonomi hanya tumbuh 2,97 persen pada kuartal I 2020.
Sri Mulyani memperkirakan, jatuhnya konsumsi masyarakat akan semakin besar pada kuartal II ini seiring adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Jadi, kita bisa membayangkan kuartal II, April hingga Mei ini PSBB dilakukan secara meluas. Konsumsi pasti akan jatuh jauh lebih besar," ujarnya.