Berita Aceh Tengah
Geliat Hidroponik Warga Dataran Tinggi Gayo di Tengah Pandemi Covid-19
Mewabahnya virus corona (Covid-19) memaksa sebagian besar masyarakat harus bertahan di rumah (stay at home) sesuai dengan anjuran pemerintah terkait..
Penulis: Mahyadi | Editor: Jalimin
“Di kampung ini, sudah ada sekitar 10 orang pemuda yang mulai mengembangkan sistem tanaman hidroponik ini,” sebut Alfi.
Alfi mencontohkan, berbagai tanaman sayuran seperti bayam, sawi, selada kangkung, serta tomat dan cabai bisa dikembangkan secara hidroponik.
“Masih banyak lagi, jenis tanaman lain yang bisa dikembangkan secara hidroponik. Tapi untuk saat ini, kami masih fokus pada pengembangan tanaman sayur,” contohnya.
Media tanam, lanjutnya menggunakan pipa paralon 2,5 inci. Setiap satu batang paralon, bisa memuat hingga belasan lubang tanam. Untuk jenis sawi dan selada, setiap lima lubang tanam, bisa menghasilkan sayur seberat 1 kilogram.
• Banjir di Banda Aceh belum Surut, Pemerintah Imbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan
“Saya sekarang sudah punya sebanyak 460 lubang tanam, sekali panen bisa mencapai 90 kilogram lebih,” rincinya.
Untuk harga tanaman hidroponik, tentu lebih mahal bila dibandingkan dengan sayuran yang ditanam secara konvesional. Alasanya, tanaman hidroponik tanpa menggunakan zat kimia seperti pestisida.
“Perkilonya, kami jual sekitar Rp 20 ribu. Dan bisa panen setiap 20 hingga 30 hari dalam setiap bulan,” imbuh Alfi.
Ketika disinggung terkait dengan pasar, Alfi Syahrin mengaku sejak adanya pandemi Covid-19, permintaan dari memang café-café menurun. Tetapi justru permintaan dari rumah tangga masih stabil, bahkan bisa dikatakan meningkat.
“Kadang-kadang orang malas ke pasar, mereka pesan kami antar langsung ke rumah. Makanya, kalau dari sisi pasar tidak sulit,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan seorang pemuda Kampung Asir-Asir lainnya, Hamzah Usmindra. Dia mengembangkan hidroponik hampir mencapai 3.000 lubang tanam di pekarangan rumah. Usaha tersebut, merupakan sampingan karena Hamzah merupakan seorang ASN.
“Usaha ini, tidak mengganggu tugas utama sebagai ASN. Tapi tetap menghasilkan dari sisi ekonomi,” kata Hamzah.
Menurutnya, dari 3.000 lubang tanam miliknya, tidak sekaligus dipanen, melainkan ada target harian, mingguan serta bulanan.
“Jadi, setiap sekali panen bisa mencapai 120 kg sayuran, seperti sayuran sawi dan selada. Alhamdullillah, di tengah pandemi virus corona dan adanya pembatasan aktifitas, kami tetap bisa menambah pendapatan, walau sedikit-sedikit,” pungkasnya.(*)
• Georgina Rodriguez Dikabarkan Tengah Hamil Lagi, Cristiano Ronaldo Ingin Punya 7 Anak
• Afrika Selatan Lockdown Karena Virus Corona, 27 WNI Dipulangkan ke Tanah Air
• Pemerintah Aceh Siapkan Hotel Jeumpa untuk Isolasi Pasien Covid-19 Bila Ruang RSUZA Tergenang Air