11 Rumah Warga Gampong Lamteng Pulo Nasi, Aceh Besar, Rusak Diterjang Angin dan Tertimpa Pohon

"Dari keterangan warga, juga sempat beberapa rumah warga yang digenangi air. Tapi kejadian itu tidak berlangsung lama, air langsung surut."

Laporan Misran Asri | Aceh Besar

SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Sebanyak 11 atap rumah warga di Gampong Lamteng Pulo Nasi, Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar, rusak diterjang angin kencang.

Selain itu di kecamatan yang sama, sejumlah rumah warga di Gampong Alue Reuyeung dan Rabo juga ikut tertimpa pohon.

Namun, sejauh ini belum ada laporan korban jiwa dampak dari dua peristiwa bencana alam tersebut.

Demikian diungkapkan Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Aceh Besar, Farhan AP kepada Serambinews.com, Minggu (10/5/2020).

Menurutnya, dampak dari hujan deras disertai angin kencang yang melanda sebagian besar wilayah Aceh Besar dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan belasan rumah warga di Kecamatan Pulo Aceh, diterbangkan atapnya dan tertimpa pohon.

• VIDEO - Gemuruh Badai Hantam Pedalaman Pulo Aceh

"Dari keterangan warga juga sempat beberapa rumah warga yang digenangi air. Tapi kejadian itu tidak berlangsung lama, air langsung kembali surut," sebut Farhan.

Ia menerangkan petugas Pusdalops BPBD Aceh Besar terus berkordinasi dan menghubungi warga di kepulauan tersebut guna melakukan pendataan dampak dari kejadian hujan deras dan angin kencang tersebut.

Menurut Farhan 11 rumah warga yang atapnya terempas angin tersebut berada di Gampong Lamteng Pulo Nasi.

Data dari petugasnya di Pusadlops-PB BPBD Aceh Besar, ke 11 rumah itu, masing-masing atap rumah Agus Lian yang dihuni lima jiwa, sehingga Agus Lian bersama anggota keluarganya mengungsi ke rumah mertua.

Lalu, atap rumah Amir Muslim yang ditempati empat jiwa, sehingga Amir Muslim dan anggota keluarganya juga harus mengungsi ke rumah orang tua, kata Farhan.

• Berikut Tanda-tanda Orang yang Raih Malam 1.000 Bulan, Simak Doa di Malam Lailatul Qadar

Selanjutnya atap rumah Abdullah yang terdapat empat jiwa. Namun, Abdullah dan anggotanya keluarganya masih bertahan di rumah.

Kemudian atap rumah Hidayatullah yang ditempati bersama lima jiwa anggota keluarganya juga terempas angin serta atap rumah M Isa yang dihuni lima anggota keluarganya juga terempas angin.

Selanjutnya, musibah yang sama juga dialami oleh Rahmad yang tinggal sendiri di rumahnya dan atap rumah Muzakir yang juga terdapat satu jiwa.