Luar Negeri

Gara-gara Cina Dukung WHO, AS Tolak Resolusi Gencatan Senjata di Negara Berkonflik

Pemerintah Cina yang mendukung kuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) te;ah mengubah sikap AS dalam pemungutan suara Dewan Keamanan (DK) PBB.

Editor: M Nur Pakar
AFP/File / GETTY IMAGES/SPENCER PLATT
Dewan Keamanan (DK) PBB menggelar sidang di markas besar PBB, New York, AS pada Januari 2020. 

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK - Pemerintah Cina yang mendukung kuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) te;ah mengubah sikap AS dalam pemungutan suara Dewan Keamanan (DK) PBB.

Pemerintah Amerika Serikat (AS), Jumat (8/5) atau Sabtu (9/5) WIB dinihari menolak dengan tegas pemungutan suara untuk resolusi gencata senjata di negara berkonflik di seluruh dunia.

Anggota Dewan Keamanan (DK) PBB langsung terkejut dengan keputusan AS, padahal resolusi itu untuk mencegah penyebaran virus Corona di negara-negara yang sedang dilanda konflik.

Sikap berlawanan Washington terjadi sehari setelah menyetujui teks tersebut, kata para perunding yang tidak bersedia disebutkan namanya.
"Amerika Serikat tidak dapat mendukung rancangan resolusi DK PBB saat ini," ujar delegasi AS, tanpa memberi rincian kepada 14 anggota Dewan Keamanan lainnya, setelah hampir dua bulan negosiasi yang sulit atas teks tersebut.

Kebuntuan terbaru akan mengancam kedamaian global dan DK PBB masih bisu dalam menghadapi pandemi yang telah menewaskan lebih dari 270.000 orang dan kekhawatiran lebih lanjut di sejumlah negara di dunia.

Perang Kata-kata AS-Cina Makin Memanas

AS Sebut Cina Jadi  Musuh Besar, Cina Cap ‘Gila’ Menlu Mike Pompeo

Donald Trump: Intelijen Baru Saja Melapor kepada Saya Bahwa Saya Benar

Ketika dimintai penjelasan tentang langkah AS itu, seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan:

“Cina telah berulang kali memblokir kompromi yang akan memungkinkan Dewan Keamanan untuk bergerak maju.”

Para diplomat mengatakan bahasa yang digunakan dalam rancangan untuk menggambarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membuat AS mencegah pemungutan suara DK PBB.

Tetapi sumber lain mengatakan Washington ingin Dewan untuk kembali ke rancangan resolusi awal yang menyoroti perlunya transparansi dalam kerja sama global mengatasi pandemi.

"Dalam pandangan kami, Dewan Keamanan harus melanjutkan resolusi yang terbatas pada dukungan gencatan senjata.”

“Atau resolusi yang diperluas untuk komitmen negara anggota atas transparansi dan akuntabilitas dalam konteks COVID-19," kata pejabat Departemen Luar Negeri AS.

Para pengungsi duduk bersama di tengah-tengah reruntuhan bangunan yang hancur dirudal jet tempur Suriah dan Rusia untuk melaksanakan buka puasa bersama di Kota Atareb, Provinsi Aleppo, Suriah pada 7 Mei 2020.
Para pengungsi duduk bersama di tengah-tengah reruntuhan bangunan yang hancur dirudal jet tempur Suriah dan Rusia untuk melaksanakan buka puasa bersama di Kota Atareb, Provinsi Aleppo, Suriah pada 7 Mei 2020. (AFP/Aaref WATAD)

Presiden AS Donald Trump menuduh WHO meremehkan keseriusan wabah di Cina.

Prosedur yang diblokir oleh Amerika Serikat akan memungkinkan para sponsor resolusi, Perancis dan Tunisia, akan memberikan suaranya.

Versi terbaru dari teks yang diperoleh AFP menyerukan penghentian permusuhan di zona konflik dan jeda kemanusiaan selama 90 hari untuk memungkinkan pemerintah mengatasi pandemi di antara mereka yang paling menderita.

Hal itu untuk menyerukan semua negara untuk meningkatkan koordinasi dalam memerangi virus dan menyoroti kebutuhan mendesak untuk mendukung semua negara, serta semua entitas yang relevan dari sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk lembaga kesehatan khusus, dan internasional terkait lainnya, regional, dan organisasi sub-regional.

Kata-kata ini, yang secara implisit merujuk pada WHO tanpa menyebutkannya secara eksplisit, adalah kompromi yang diperoleh dari AS dan Cina pada Kamis (7/5) malam, menurut para diplomat.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved