Ali Rahman Tewas Mengenaskan Usai Dijemput Pria Cepak Bersenjata Api, Kapolsek: Tanya Saja ke POM AL

Ia mengatakan, ketika ada kasus yang diduga melibatkan oknum tertentu, sudah pasti penanganannya diambil alih pihak terkait.

Editor: Faisal Zamzami
Istimwa
Jasad Ali Rahman (40), warga Jalan Borboran, Lingkungan VII, Kelurahan Sei Bilah, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat 

SERAMBINEWS.COM, STABAT - Kapolsek Pangkalanbrandan, AKP PS Simbolon tak banyak komentar ketika dikonfirmasi mengenai kematian Ali Rahman (40), warga Jalan Borboran, Lingkungan VII, Kelurahan Sei Bilah, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat yang meninggal karena diduga disiksa oknum pria berambut cepak.

Menurut Simbolon, pihaknya belum ada menerima laporan sekaitan kasus ini.

Hanya saja, Simbolon mengatakan kasus ini sekarang ditangani Polisi Militer Angkatan Laut (POM AL).

"Tanya saja laporannya ke POM AL. Sudah ditindaklanjuti mereka," kata Simbolon, Senin (11/5/2020).

Ia mengatakan, ketika ada kasus yang diduga melibatkan oknum tertentu, sudah pasti penanganannya diambil alih pihak terkait.

"Kan udang-undangnya ke mereka (POM AL) itu," kata Simbolon.

Informasi diperoleh Tribun Medan dari masyarakat Pangkalanbrandan, pascakematian Ali Rahman, pihak Batalyon Infanteri (Yonif) 8 Marinir/Harimau Putih Tangkahan Lagan bersama POM AL mendatangi keluarga korban.

Tidak tahu pasti apa yang dibicarakan.

Hanya saja, informasi beredar bahwa POM AL sudah mengamankan sejumlah terduga pelaku yang disinyalir turut menganiaya Ali Rahman, termasuk seorang oknum yang namanya santer disebut-sebut warga, Praka J.

"Kami dengar sudah ada empat orang yang diamankan. Salah satunya Praka J itu," kata warga minta namanya dirahasiakan.

Warga mengatakan, pihak Yon 8 Marinir/Harimau Putih mendatangi rumah duka karena ingin berdamai.

Namun, belum ada penjelasan pasti terkait kabar ini.

Sementara itu, Kepala Lingkungan VII, Kelurahan Sei Bilah, Ismail membenarkan insiden yang menimpa warganya.

Kata Ismail, Ali Rahman memang sempat dijemput dua orang pria tidak dikenal.

"Keluarga korban yang melaporkannya pada saya.

Jadi jasad korban sekarang sudah disemayamkan di rumah duka," pungkas Ismail.

Terpisah, F, adik kandung almarhum Ali Rahman mengatakan kakaknya itu diculik pada Minggu (10/5/2020) usai bersantap sahur.

Kala itu, dua orang pria berambut cepak yang membawa senjata api menyambangi rumah Ali Rahman.

Begitu sampai di depan rumah korban, kedua pelaku menerjang pintu rumah hingga rusak.

Sontak, Ali Rahman terkejut. Korban ketakutan karena kedua pelaku langsung menodongkan senjata api ke arah kepala korban.

"Abang kami dibawa paksa. Dua pria yang membawanya sempat menodongkan senjata api," kata F.

Selanjutnya, F mendapat kabar kakak kandungnya itu dibawa ke pabrik sawit yang ada di perbatasan Sei Bilah dan Desa Teluk Meku.

Di sana, diduga Ali Rahman dianiaya hingga tewas.

"Saya dapat kabar abang sudah di Rumah Sakit Pangkalanbrandan.
Di sana abang meninggal dunia," kata F.

Ditanya mengenai kasus yang mungkin dilakukan Ali Rahman, F mengaku tidak tahu.

Sebab, para pelaku tidak ada memberikan penjelasan apapun.

Pascakejadian, merebak kabar bahwa Ali Rahman dituduh mencuri sawit oleh A, pemilik pabrik sawit.

Kemudian, A meminta dua pengawas pabrik yang disebut-sebut merupakan oknum aparat.

Mendapat perintah tauke sawit, dua oknum pria cepak yang diduga nyambi sebagai tenaga pengawas itu kemudian menculik Ali Rahman.

Di pabrik sawit, Ali Rahman dikabarkan disiksa sedemikian rupa hingga tak bernyawa.

Padahal, tuduhan aksi pencurian sakit itu belum terbukti.

Nahasnya, Ali Rahman dipulangkan dalam kondisi mengenaskan.

Sekujur tubuhnya hancur penuh luka memar karena sempat dikabarkan dianiaya pakai benda tumpul dan diinjak-injak oleh para pelaku.

Polisi Harus Bertindak

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumut, Amin Multazam sangat menyayangkan insiden yang menimpa Ali Rahman. 

Kata Amin, tudingan terhadap Ali Rahman itu belum tentu benar adanya.

Namun, korban justru pulang dalam keadaan tidak bernyawa.

"Pertama, kita harus pastikan dulu pelakunya siapa.
Karena kita tidak bisa menduga-duga," ungkap Amin.

Ia mengatakan, karena sudah ada nyawa manusia yang melayang, maka polisi harus bertindak.

Tidak ada alasan bagi polisi untuk tidak mengusut kasus ini.

"Tanpa ada laporan, harusnya polisi bertindak. Ini menyangkut hilangnya nyawa manusia," kata Amin.

Soal rumor bahwa pelaku penculikan yang menyiksa Ali Rahman hingga mati adalah oknum aparat, maka pihak keluarga disarankan melapor pada pihak terkait.

"Saya kira, pihak keluarga harus melapor ke polisi militer. Karena setiap warga sipil diberi ruang untuk membuat laporan," kata Amin.

Ia mengatakan, kalaupun keluarga takut melapor, KontraS Sumut siap melakukan pendampiangan.
Apalagi ini termasuk pelanggaran HAM.(dyk/ray)

Memasuki 10 Hari Terakhir Ramadhan, Berikut Tanda-tanda dan Amalan saat Malam Lailatul Qadar

VIDEO - Detik-detik Penangkapan Beruang dan Dilepas ke Hutan Rawa Singkil

Viral Wanita Peragakan Ucapan Pramugari, Tapi Kata-Katanya Menusuk Sekali, Warganet Ambyar

Berita ini telah tayang di Tribun Medan berjudul: Dijemput Pria Cepak Bersenjata Api, Ali Rahman Tewas Mengenaskan, Kapolsek: Tanya Saja ke POM AL

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved