Teuku Afeed, Kandidat Doktor Seni, Tunda Disertasi karena Objek Penelitiannya Agus PM Toh di Jakarta
Sedianya gelar doktor sudah harus disandangnya, tapi karena pandemi Covid melanda dunia, terpaksa harus tertunda sementara waktu.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
Ia menciptakan beberapa rekaman fragmen yang ia mainkan dibantu sang istri dan anaknya.
Seluruh adegan ia rekam dengan kamera handphone. Fragmen tersebut bergenre komedi durasi 30 detik sampai 3 menit.
Hasilnya disebarkan melalui media sosial. Respon penonton luar biasa. Penelusuran di media sosial, ada ribuan mata yang menyaksikan frgmen komedi Teuku Afifuddin itu.
• THR PNS di Subulussalam Kemungkinan Ditunda, Kepala BPKD: Dicairkan Juni
Salah satu fragmennya, membantu istri memasak "sambil mengukur kelapa secara manual menggunakan 'geulungku' memberi kampanye untuk di rumah aja daripada di warkop dengan narasi;
"Genk! Kalau disuruh di rumah, ya di rumah aja genk, jangan batat kali.
Apalagi kalau di suruh ma bini, habis kau genk.. habis..." Dengan mimik hampir menangis. Sangat khas Aceh logatnya.
"Covid ini membuat orang ketakutan. Tugas senimanlah menghadirkan senyuman di tengah pandemi," katanya tentang fragmen-fragmen komedi itu.
"Alhamdulillah sudah ribuan orang yang menonton, artinya ada ribuan kebahagian yang terbagi.
Sebagai seniman dan akademisi, saya tidak mampu membantu banyak secara materi selama wabah ini, maka dengan berbagi tawa harapannya bisa mengurangi kecemasan banyak orang," lanjutnya.
Ada juga fragmen edisi berhikayat sebelum tidur untuk anak dengan gaya teater tutur yang tetap dikemas komedi.
Ia ingin menyampaikan bahwa banyak hal yang bisa dilakukan di rumah, sebagai seorang suami bisa membantu istri memasak, membersihkan rumah bahkan mendongeng untuk anak.
Ini mungkin yang selama ini kurang dilakukan.
Ia menyarankan, Pemerintah seharusnya mengajak para seniman untuk berbagi karya dari rumah sebagai media kampanye saat Covid-19 ini.
"Karena ini dapat juga membantu perekonomian para seniman yang sampai saat ini belum ada konsep untuk penanganan seniman yang terdampak dari Covid-19," ujarnya setengah mengeluh.
Selama di rumah juga, Afid juga menulis puisi tentang Covid-19 yang publis di media online cakradonya.com bersama penyair lainnya yang ikut partisipasi dalam kampanye Covid-19 melalui puisi.